Waspada Terhadap Kejenuhan

Jumat, November 16, 2012

Ini hanya hipotesa saya saja yang ingin saya rangkai dalam aroma organisasi kehidupan. Kejenuhan itu datang dari kondisi yang kita terima dalam segi lingkungan kita. Kejenuhan tiba setelah kita berpikir tentang kondisi yang kita hadapi sekarang. Ada satu standar pertanyaan yang saya mau kemukakan. Mengapa manusia itu mudah terkena epidemi kejenuhan? Karena saya tidak punya jawaban yang cukup spesifik. Maka dari itu kalian jawab saja sendiri. Menurut saya,tingkat kejenuhan manusia itu berawal dari masalah yang dihadapi entah itu masalah internal atau eksternal yang jelas intinya karena ada sebuah “masalah” maka manusia itu berpotensi pada titik kejenuhan. 

Beragam masalah yang diterima oleh manusia semakin banyak solusi yang harus di ciptakan. Menurut saya,kejenuhan itu bisa dipatahkan dengan cinta. Arti cinta disini yaitu manusia yang mengalami kejenuhan harus merasakan titik nyaman juga dalam berhubungan. Berhubungan dengan sahabat atau dengan teman yang lebih dekat lagi,sebut saja pacar. Kejenuhan itu bisa disamakan dengan rasa kesal. Maksudnya,itu hanya berdurasi sebentar saja. Semua manusia pasti mengalami tingkat kejenuhan.

Seperti cerita yang ada di film pendek “signs”. Film pendek inibercerita tentang seorang lelaki yang hidupnya merasakan tak berwarna,dalam aktifitasnya dibunuh dengan kejenuhan. Tapi dalam kejenuhannya dia harus meletakan tanggung jawab untuk menyambung tali kehidupan. Setelah lama merasakan kejenuhan,muncul seseorang yang spesial dimata dia. Alhasil kehidupan cowok itu langsung bergairah,karena pada dasarnya manusialah yang membutuhkan cinta bukan cinta yang membutuhkan manusia. 

beraktivitas menjadi tidak bergairah
Maka saya rasa,dalam hidup ini harus hidup berdampingan dengan cinta. Agar pola hidup kita menjadi terstruktur. Bukan bergantung dengan cinta tapi menjalani hidup dengan merasakan cinta. Bisa juga kejenuhan dipatahkan dengan kegiatan individu yang produktif. Maksud saya,banyak kegiatan individu sehingga membuat pola pikir kita terus berpikir dan perasaan untuk jenuh tidak ada. Menurut saya sih begitu,menurut kamu apa?

Terima Kasih Sudah Membaca

0 comments