Ada yang bilang kalau menulis itu bisa melegakan hati walau keadaan hati sedang tak bersahabat,disini saya coba ingin menyalurkan isi hati dan pikiran saya yang belakangan ini sudah mulai tak membaik,ini sih bercerita masalah hati sih,nggak lebih. Tapi cukup agak berlebihan deh nantinya,ini memang masalah perempuan tentunya. Sebenarnya saya punya teman curhat tapi saya mencoba menulis aja deh,siapa tahu ketika di tulis nanti kondisi hati sudah bisa membaik.
Sebelumnya sosok perempuan ini pernah saya ceritakan di blog saya ini,lewat postingan di bulan agustus silam,di bulan itu memang saya dengan perempuan ini sebut saja 'x' sedang dilanda asmara,ya intinya sih jadian lah kalo kata bahasa pacarannya. Tentunya disaat itu saya memang senang bukan kepalang ketika saya mendapatkan dia,dia memang sosok yang saya cari selama ini,tapi rencana saya yang tadinya telah di janjikan oleh kita berdua malah berkata lain,kita hanya sebentar menjalani hubungan itu,setelah kita putus hubungan saya bersikap memang kekanak-kanakan di jejaring sosial pertemanaN saya dan dia saya putuskan atau saya hapus. Beberapa hari setelah saya menghapus itu,dia mengirim pesan singkat yang isinya begini ' eh lang,koK loh unfollow gue sih'. Saat saya baca pesan singkat itu sih memang sedikit hening dan bingung. Mungkin dikarenakan saya salah atau tidak untuk hal ini.
Disisi lain,walau hubungan kami terputus tapi saya bersyukur telah terperangkap cinta atau sudah terlanjur sayang dengan dia,tapi rasa cinta saya dengan perempuan itu tetap ada. Mengapa saya mencoba unfollow akun twitter dia? karena saya ingin dia itu tidak ada sementara di kehidupan saya,karena perasaan tadi itu,ya saya masih ada rasa sayang dengan dia,saya nggak mau kalo saya melihat isi timeline akun twitter dia membuat saya kecewa atau cemburu gitu. Berulang kali saya nyatakan cinta kembali dan dia tetap pada komitmen dia sendiri,untuk tetap bersahabat dengan saya,tapi dalam hati saya nggak bisa terima semudah itu. Mulut boleh berkata ikhlas,tapi hati itu tanda tanya dengan keikhlasan tersebut.
Memanglah ini sangat rumit,saya pun mencoba mengerti arti dibalik semua ini dan menunggu hikmah yang diberikan oleh Allah S.W.T . Sudah kesekian kalinya dia mengungkap untuk menjadi teman,sekiranya sudah berjalan beberapa hari,Perasaan sayang itu semakin pudar tapi harapan untuk menjadi kekasih tetap ada. Tapi kalo saya menyatakan cinta ke dia lagi,itu sudah pasti jawabannya ' bersahabat lebih baik ' . Disaat keramaian memang saya sudah tak memikirkan dia,tapi disaan sendiri ini yg saya takutkan. Buktinya saya menulis tulisan ini dikala keadaan sedang sendiri. Ya saya cuma bisa pasrah dengan perempuan itu.
Kadang juga,saya di beri harapan oleh beberapa pesan singkat yang ia kirim ke saya,tapi mungkin itu hanya sirna belaka. Seutuhnya saya selalu kagumi dia sebagai sosok perempuan. Walau saya nggak bisa dapatkan dia,tapi saya terpengaruh oleh kata-kata pujangga lama yang isinya ' cinta memang tak harus memiliki' . Sampai detik ini pun,saya masih berharap dengan dia,tapi kerumitan ini yang membuat saya bingung. Saya harus bagaimana dan harus berbuat apa? Biarlah waktu yang menjawab. Dalam doa saya sendiri sih,saya memang masih terkesima oleh perempuan itu,andai ia sudah mempunyai kekasih baru. Saya siap untuk sakit hati lagi,saya berharap juga Allah S.W.T dapat mengakhiri kisah ini dengan makna yang tersirat untuk menguntungkan kita berdua agar terlepas dari perasaan sakit hati khususnya saya. :)
Mohon maaf,kalau anda yang membaca tulisan yang berkedok curahan hati ini, memprediksikan saya ini adalah tipe orang yang begini dan begitu,tapi karena dengan tulisan ini saya bisa menenangkan pikiran dan hati saya insya allah,mungkin dalam hati anda saya ini tipe orang yang tak bisa curhat atau berkomunikasi dengan teman atau sahabat sekalipun,sehingga harus menuangkan permasalahan pribadi pun disini,sesungguhnya ini adalah media saya untuk merelaksasi pikiran dan hati saya. mungkin dengan cara ini juga Allah S.W.T bisa mengakhiri kisah rumit ini,Amin.,terima kasih sebelumnya. Dadaah..
salam,
gilang gumgum
- Sabtu, September 24, 2011
- 0 Komentar