Pidi
baiq, nama yang tidak dikenal banyak orang dan hanya dikenal oleh sebagian
banyak orang. Pidi baiq, sang separator ulung, penentang hal – hal yang lazim
dan manusia paling indie yang pernah gue temukan. Menelusuri rute pemikirannya,
kita akan dibuat bingung. Dia tak mau difitnah menjadi pelawak, tapi didalam
keseriusannya berkata pasti terselip cita rasa humor yang dia sendiri tak mau
dibilang pelawak. Kata dia, mungkin harus ada kata yang pas untuk menamakan
pidi baiq orang yang seperti apa.
Dia
adalah musisi, penulis, pelukis, komikus, seniman, dekan, lirikus dan sang imam
besar the panas dalam. Sebuah kelompok music yang didirikan di negara the panas
dalam. Dia pernah membuat sebuah negara ketika dididik di perguruan kenamaan di
bandung. Ya namanya juga sang pemberontak amatir, dia selalu menjadi penentang.
Bahkan, dia punya negara sendiri demi tak adanya waktu luang yang tak digunakan
untuk apa – apa. Makanya, disaat waktu luangnya kosong, dia sampai sibuk
menghimpun warganya di negara the panas dalam di penghujung 90an.
Gue
suka Pidi Baiq, secara sudut pandangnya tentang kehidupan yang aneh, tapi
dikata yang diucap selalu ada makna ganda untuk membuat orang selalu berpikir
dengan apa yang diucap. Dia pernah berkata, kalau Google menjawab semuanya dan
pidi baiq menjawab semaunya. Benar – benar seniman wahid. Hahaha. Sebenarnya,
gue denger lagu the panas dalam dari era SMP, tapi beberapa tahun belakangan
ini, gue telusuri dialah sang nakhoda the panas dalam. Dari sebuah negara
sampai menjadi kelompok musik.
Pidi
Baiq, juga selalu menjadi pembanding karya orang lain, ketika Lia Aminudin buat
buku “Kingdom Oh Heaven”, Pidi Baiq, membuat buku tandingan “Kingdom of Have
Fun”. Hahaha. Sebenarnya ada beberapa buku tandingan, tapi gue males nulisnya.
Biar situ yang cari aja sendiri. Dia adalah the panas dalam, dan the panas
dalam adalah dia. Liat aja, masa namanya vokalis jarang manggung, bahkan dia
melakukan pembenaran kalau dia Cuma vokalis didalam album. Bukan vokalis
panggung, agak gimana gitu ya, Kalau di label major, orang ini tak bakal
dipakai, karena dari segi bisnis, orang ini tak menguntungkan, kalau dia merasa
dia adalah sang imam, tapi kalau manggung tak mau, ya bakal tak bisa bertahan
itu the panas dalam. Soalnya, aksi manggung dapet pendapatan paling puncak di
major label (kebetulan gue pernah magang di major label)
Pidi
baiq, adalah sang penghibur orang – orang tertentu. Bagi dia yang merasa
terhibur olehnya, pantas mendaulat pidi baiq merupakan sang penghibur. Dia juga
berpandangan, kalau sisi seni dinilai dari rating, itu bukan seniman melainkan
buruh seni. Dia juga, Cuma mengajak orang – orang mentertawakan sesuatu lewat
lagunya, bukan membuat pernyataan yang lawak. Tapi Cuma, mengajakan orang –
orang yang mendengarkan lagunya mentertawakan sesuatu dan kalaupun tertawa,
alhamdulilah.
Ya
begitulah pidi baiq, tetap menjadi manusia yang selalu tak ingin tampil di
tivi, karena kata dia, lebih baik masuk surga daripada masuk tivi. Hahaha. Dia juga
mengakui, kalau dia adalah seseorang yang dengan serius tapi bisa menyebabkan
orang tertawa. Jika bicara tentang Indonesia, pidi baiq menyebutnya kalau
negara ini selalu ingin sama seperti apa yang negara luar lakukan. Tak berani “menentang”,
terus aja terbawa – bawa oleh luar negeri.
Pidi
Baiq mengakui dengan lakonnya sebagai warga negara dunia, bukan warga negara Indonesia.
baginya, dimanapun dia berada, disanalah negaraku, dimana dia bisa senang, maka
disanalah negara negara dia. Dia ingin cintanya ini, menembus batas territorial.
Sebenarnya, secara pemikiran, Pidi baiq ini benar- benar pluralis.
Bisa
meneruskan, Gusdur dan Caknur, bedanya pidi baiq bukan dilahirkan di Jombang,
yang kebetulan, Gusdur dan Caknur berasal dari sana. Situ mesti mencari tahu
lebih dalam tentang Pidi Baiq, karena bakal gue garansi, setiap kata yang
diucap Pidi Baiq dari berbagai kategori, pasti menghibur. Dan insya Allah, anda
akan terhibur oleh kata – kata yang diucap oleh Imam Besar the panas dalam ini.
Hahaha.
- Senin, Mei 19, 2014
- 0 Komentar