Akademika, Okupasional dan Resolusi

Illustration/pinterest.com
Tahun lalu, saya sedang berada di jogjakarta menikmati dan menanti pergantian tahun di jalan malioboro. Tahun ini, untuk liburan ke kota dekat atau bertamasya lokal saja tidak mampu. Dalam pikiran, rasa- rasanya baru saja menikmati liburan di jogjakarta, eh kini sudah mau pergantian tahun lagi. dari 2015 menuju 2016. Sebetulnya, masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Misalnya, kuliah saya yang kalau lulus tahun ini, genap usia akademik saya tujuh tahun dan masih banyak hal lainnya. 

Resolusi selalu ada didalam pikiran manusia menjelang tahun baru, harapan - harapan baru mulai muncul dalam benak dan disampaikan ke tuhan. Pada dasarnya, kita hanya berharap lebih baik saja. Toh, nanti akan dirasakan sendiri perubahannya. Bicara resolusi diri sendiri, saya tidak muluk - muluk. Saya cuma minta, tahun ini saya wisuda dan bisa bekerja lalu berencana untuk ke pelaminan (itupun kalau jodohnya sesuai). Ya, itu saja. 

Karena jujur saja, saya sudah gerah di kampus. Sekalinya mau berakademik lagi, itupun saya harus cari suasana baru. Semoga saja saya bisa melanjutkan proses akademik saya. Karena proses menuju kesana harus melewati tahun 2016, dan saya lagi - lagi berharap ditahun 2016 semuanya bisa sesuai rencana. Semoga saja. 

Selain dari hal akademik, adakalanya saya ingin mendapat pekerjaan yang sesuai dengan bidang dan passion saya. Minimal saya bisa bekerja di radio, e-commerce dan majalah. Pokoknya yang berkaitan dengan industri kreatif dan informatif. Karena pada dasarnya, saya suka pekerjaan yang mengedepankan fashion. Bukan karena apa - apa, tapi karena itu adalah syarat untuk lebih hidup dalam koridor gaya hidup. 

Resolusi yang tak begitu muluk ini, membuat saya jadi semakin ingin terburu - buru menyelesaikan apapun yang belum terselesaikan. Meninggalkan tahun pada dasarnya adalah meninggalkan jejak. Banyak hal yang harus diselesaikan agar jadi jejak yang karuan. Semoga tahun 2016 menjadi tahun yang hebat dalam perjalanan panjang hidup saya, semoga banyak hal - hal tak terduga yang positif untuk saya di tahun 2016. 

Jika diusir, lebih baik pulang


Ilustrasi/www.livescience.com
Bagaimana dengan judul diatas? Apakah kamu curiga dengan kondisi psikologis saya? Sebenarnya saya baik – baik saja. Kalian tau, bahwa setiap orang ingin sekali diakui keberadaanya walau tingkat eksistensinya kecil sekali. Anggap saja mereka itu hanya gumpalan dari warna – warna yang suatu saat akan dibutuhkan untuk melengkapi estetika lukisan.

Dalam beragam hal, eksistensi itu sebenarnya dibutuhkan oleh setiap orang, tapi mereka menganggap itu hal yang tabu jadi mereka seperti malu mengakuinya. Bisa pula dituduh sebagai pencitraan. Seperti yang Jean Paul Sartre katakan, bahwa eksistensi lebih dulu ada dibanding esensi, maksudnya filsuf perancis ini bermaksud manusia akan memiliki esensi jika ia telah eksis terlebih dahulu dan esensinya itu akan muncul ketika manusia mati. Ya begitulah pokoknya. Dalam judul diatas ini, saya ingin bercerita tentang seorang anak yang ingin mengasah bakat dan kemampuannya di wadah yang seharusnya wajib dipertaruhkan segala pikiran, waktu dan raganya. 

Dalam hal ini, sebut saja anak itu Jhon!, Jhon adalah seorang mahasiswa yang katanya pintar, cerdas, kreatif, inovatif dan cakap. Petualangan jhon dalam organisasi sangatlah teruji, walaupun sedikit organisasinya tapi dia mendapatkan pengalaman yang berharga dan bisa didistribusikan kepada khalayak. Dalam cerita ini, Jhon masuk dalam sebuah organisasi sosial kemasyarakatan. Peran jhon disana tidak terlalu mewah, gagasan yang pernah dibangun juga dimentahkan tapi jhon tetap berusaha sebaik mungkin untuk menjaga dan membesarkan organisasinya.

Dalam suatu waktu, eksistensi jhon sudah diakui, didalam personal branding dia sudah diakui keberadaanya dengan predikat mahasiswa. Tapi walau diakui keberadaanya, didalam organisasi tersebut ada beberapa senior yang sudah lebih lama disana tidak ingin melihat perkembangan jhon ini dengan baik. Mereka itu, sangatlah bersinggungan dengan yang namanya mahasiswa, bagi mereka mahasiswa terlalu dewa dan menciptakan kelas – kelas lagi dalam tataran organisasi tersebut. Padahal Jhon merasa ini biasa saja, ini hanya masalah bagaimana cara kita memandang sesuatu hal.

Sudut pandang inilah yang membuat jhon sudah tidak merasa nyaman dengan situasi, padahal jhon merasa bahwa dia sudah menemukan rumah baru, tetapi jhon merasa seperti diusir dari organisasi tersebut, jhon dengan posisi sadar tidak mau berargumen berlebihan dan tidak ingin ada gerakan separatis. Bagi mereka, jhon tidak dibutuhkan. Bagi mereka, jhon terlalu pintar, organisasi tersebut hanya membutuhkan seseorang yang bisa kerja bukan yang pintar.

Jhon, mendengar pernyataan tersebut agak sedikit tergelitik. Dalam hati dia ingin bertanya pada orang yang memberikan pernyataan tersebut, pintar seperti apa yang tidak dibutuhkan diorganisasi? Jhon merasa gusar dan sedikit tahu diri. Karena jhon merasa seperti anak baru, jhon mengalah untuk mendapatkan wadah yang bisa menghargai perkembangan seorang manusia, di organisasi sosial kemasyarakatan itu tidak memberikan tempat terhormat kepada jhon, padahal jhon ingin mengabdi dan memberikan yang terbaik. Tapi jhon merasa seperti diusir, bagi jhon, lebih baik pulang ke rumah dan mecari hal hal lain yang baru.

Jhon Berkorban Semuanya, termasuk Asmara

Ya, dalam hal ini, siapa yang tidak marah kalau diusir dan merasa tidak dibutuhkan padahal ingin berkontribusi. Jhon juga demikian, wajar saja dia marah karena merasa tidak dihargai, merasa harinya di hardik. Bagi jhon, organisasi itu harus benar – benar di tinggalkan. Siapapun faktor yang akan membuat jhon bisa membuat bernaung lagi disana juga ikut ditinggalkan termasuk perempuan yang dia dekatkan.

Berat sekali bagi jhon untuk memilih keputusan ini, mungkin bagi jhon, perempuan itu dijauhi dengan sangat tidak masuk akal. Ada beberapa pertimbangan yang membuat jhon harus meninggalkan perempuan tersebut. Sebut saja, perempuan itu Nancy. Nancy adalah perempuan paling dekat dengan jhon di organisasi tersebut. Sangat dekat sekali. Karena nancy adalah senior juga dan orang yang paling kenal dengan para senior-senior lainnya, maka nancy bisa mengakibatkan jhon balik ke organisasi tersebut.

Jhon sudah merasa tersakiti, jhon sudah merasa tidak dihargai keberadaanya lagi, jhon sudah dibunuh identitasnya oleh mereka, jhon sudah didehumanisasi yang bersinggungan oleh asmara. Bagi jhon, meninggalkan mereka lebih baik atau bahasa relijiusnya itu hijrah. Walaupun jhon merasa masih ada perasaan dengan nancy, tapi resiko ini akan tetap diambil walau diujung jhon akan merasa menyesal. 

Tapi jhon percaya ada skenario lain yang akan mengantarkan jhon ke titik kebahagiaan. Begitulah nasib jhon dalam petualangan pencarian aktualisasi diri. Hinaan, airmata, gagal, kecewa, caci dan maki adalah segala bentuk proses yang akan menjadikan diri jhon lebih dewasa dalam menghadapi apapun dan dalam kondisi apapun. Jhon hanya bisa bersyukur kepada tuhan seru sekalian alam.

Ibu, Aku Merindukanmu

Tiba- tiba benak ini merasakan rindu yang mendalam kepada ibunda, kerinduan itu semakin memuncak ketika desir angin tak berkala menghembus tubuh. Ibunda yang memang sudah belasan tahun meninggalkan saya sejak dini, kini menyeret pikiran saya untuk mengenang ibunda dengan penuh haru. Izinkan saya menulis risalah untuknya.




Ibu, bagaimana kabarmu dipangkuan illahi?

Ibu, aku merindukanmu. Apakah kau bisa mendengarku dalam keadaan senang atau sedih? Bu, Anakmu kini, sudah besar bu. Aku sudah berteman dengan berbagai macam teman yang hebat dan matang. Bu, aku sudah dikelilingi orang hebat. Aku sudah diajarkan untuk bagaimana hidup yang tenang dengan ilmu pengetahuan.

Bu,semenjak engkau tiada. Banyak yang bilang, sewaktu aku masih kecil kau selalu mencariku, kau sayang sekali padaku, kau tahu ketika mereka bilang itu, aku menangis dalam hati dan rindu padamu. Aku bergumam dalam hati dan tersipu malu. Ketika mereka bilang itu, aku terngiang masa kecil saat bersamamu.

Bu, aku ingin bercerita denganmu, ayah sudah rapuh, semakin menua, wajahnya terlihat sayu. Sering sakit-sakitan, biarpun begitu, dia tetap sayang padaku, aku adalah hasil perjuangan kalian. Aku bangga pada ayah, dulu aku melihatnya riang, dia yang mengajariku berjalan kemana –mana, sekarang aku yang menuntunnya. Maafkan aku karena belum bisa memberi apa – apa dalam usia yang masih sangat belia ketika bersamamu, aku nakal, aku keras kepala jika kau suruh aku mandi, aku bandel.

Bu, aku ingin jadi orang besar bu. Aku ingin membuat harkat dan martabat keluarga kita dihargai sekitar, aku ingin bermanfaat bagi orang lain. bu, aku ingin tuhan menitipkan banyak rezeki padaku agar aku bisa beramal lebih. Bu, doakan aku agar bisa menyelesaikan pendidikan sampai bergelar doctor. Bu, Aku ingin membuat bangga ibu dan ayah.

Bu, aku ingin bercerita, aku sudah menemukan orang yang aku sayang, dia banyak membuat aku semangat dalam melakukan apapun, aku mencintainya, aku ingin menikahinya, aku ingin membuat keluarga seperti yang kau rajut dulu dengan ayah, aku ingin membuat senang orang – orang sekitar. Bu, doakan aku semoga aku bisa menikah dengannya. Bu, doakan aku semoga aku benar – benar siap secara apapun untuk dapat menikahinya.

Bu, aku sedih bu. Aku sedih jika aku ada dalam kondisi yang mengharuskan aku harus bercerita, aku tidak tahu harus bercerita pada siapa, pada ayah, dia kondisinya sedang sakit, aku tidak mau membawa beban padanya. Bu, aku sayang kamu, aku rindu kamu bu. Aku ingin memelukmu dengan rindu yang menggebu. Bu, Doakan anakmu ya bu.

Dari anakmu,
Gumilang Hidayat.

Satu Pertanyaan,Tapi Sulit Membuat Pernyataan

Kata orang - orang, menulis itu bikin hati lega dan pikiran tenang, semua yang ada di isi kepala dan hati jadi bisa di terjemahkan secara tekstual. Menurut saya, ini sudah mulai era transparansi digital yang sangat prestisius. Begini, saya akan berbagi dalam hal asmara. Cie. Dalam hal asmara semuanya pasti melibatkan hati dan pikiran, kadang sejalan dan kadang sebaliknya. Ada yang jatuh cinta dan ada yang jatuh karena cinta. 


Ini dia FH!


Jujur saja, kali ini saya sedang bahagia, senang, gembira. Mungkin ketiga kata itu mewakili hati saya saat ini. Bukan apa - apa, saya sedang jatuh cinta. Iya, sedang jatuh cinta sama seseorang yang berinisial FH. Sebelumnya deskripsi hubungan saya dengan FH sudah saya tulis sebelumnya. Saya menulis ini karena hanya satu pertanyaan. Beberapa hari yang lalu, saya sedang asik mengobrol dengan dia. Dia bilang 

"Apa yang membuat kamu suka sama aku?"  Tanya FH. 

Karena satu pertanyaan itu, saya bingung membuat pernyataan. Sebenarnya saya tidak tau alasanya, suka mah suka, perihal dia unik, baik, dermawan, cantik, perhatian. penyayang itu bonus ketika saya sudah menjalin hubungan dengan dia. Saya bingung loh ditanya tentang itu. Buset, kepala saya seperti ingin berbohong, tapi memang kenyataanya saya tidak tahu, atau belum ada kata yang tepat untuk mewakili Iitu semua. 

Yang saya tahu, saya jatuh cinta pada pandangan pertama lewat kemolekan rupanya. Dia juga tidak sombong dengan siapapun, asik berteman, didekatnya merasa ingin lama sekali, nyaman aja kalau dekat dengan dia, selalu ingin ngobrol hal apapun didekatnya. Saya seperti orang yang tidak percaya bisa berkenalan lebih dari sekedar teman dengan dia. Dalam pikiran, saya selalu menunjang masa depan dengan FH untuk lebih ideal.

FH adalah sesuatu yang langka. Saya menemukan dia, dalam sebuah pelatihan pemuda dan pemudi. Sebenarnya, saya sudah tahu dia, tapi karena ada kepentingan asmara, saya jadi lebih intensif saja menyapanya. Biar sampai disahihkan kalau kita memang akan benar - benar kenal. Sampai saat ini, FH merupakan teman/sahabat/pacar/keluarga bagi saya. Bukan saya berlebihan mendeskripsikannya tapi memang dia begitu. Saya ingin membantu membuatkan sayap untuk bisa terbang, saya tidak ingin merantainya. 

Di dunia ini, hal yang paling pasti adalah perubahan. Perubahan hidup juga berlaku bagi sebagian orang yang menjemput hidupnya untuk berubah lebih baik termasuk FH ini. Saya siap membantu memperbaiki hidupnya agar terasa lebih hidup. Membangun rumah tangga dengan FH sepertinya seru dan berharga bahkan lebih menyenangkan. 

Kita dalam obrolan kecil, selalu berharap baik dan menyapa tuhan lewat doa untuk meridhoi mimpi - mimpi kita layaknya sebuah keluarga di masa depan. Dia sepertinya sudah tidak sabar, doakan saja supaya saya siap meminangmu nak, FH! Dalam gumpalan rasa, bersamamu selamanya adalah titik puncak bahagia dalam hidup. 

Saya selalu berterima kasih, dengan orang - orang disekeliling saya yang membantu dan membina hubungan saya dengan FH. Kata - kata dia yang paling mujarab adalah ketika dia bilang "Saya yakin sama kamu, bem (Panggilan akrab saya dengan FH" Ujar FH dengan mata berbinar dan yakin. Itu membuat saya menjadi semakin menggebu - gebu untuk mencapai mimpi - mimpi kita. 

Kalau sudah begini, pertanyaan itu, sudah usang. Lebih baik tidak menjawab dengan kata, karena kata - kata hanyalah kata - kata yang tidak ada gunanya jika tidak dipakai oleh seorang manusia. 


Karang Taruna Sebagai Candradimuka Para Pemuda – Pemudi Indonesia


Persiapan LDK Di Bogor, Jawa Barat (Dok : Karang Taruna Karang Anyar)

Memoaribilia Karang Taruna hadir di Indonesia sebagai manifestasi pemuda dan pemudi yang bergerak di bidang social. Karang taruna menjadi kawah candradimuka bagi sebagian pemuda dan pemudi yang cerdas, kreatif, professional, berbudi luhur dan mempunyai daya social kemasyarakatan yang adiluhung. 

Pernah suatu ketika saya berdialog dengan teman karang taruna, dia mengatakan bahwasanya karang taruna tidak butuh kita, tetapi kitalah yang membutuhkan karang taruna. Secara kasatmata, karang taruna hanya sekumpulan para pemuda dan pemuda yang hanya eksistensinya berada pada momentum kemerdekaan. Padahal tidak hanya itu, masih banyak gejala – gejala social yang harus diberantas oleh tangan – tangan para pemuda pemudi di karang taruna. 

Pemuda- pemudi yang bergumul di Karang Taruna berbasis dari berbagai stratafikasi social dan mempunyai diferensiasi pendidikan. Semuanya terintegrasikan di Karang Taruna, semuanya mempunyai wahana dan visi yang sama, maka dari itu kesolidan itu sangat kentara di Karang Taruna dalam momentum apapun. Misalnya dalam gerakan social maupun kegiatan social. 

Di Karang Taruna, sistem keanggotaannya pun bersifat stelsel pasif – keanggotaan otomatis – yang pada intinya usia 11 hingga 45 tahun menjadi anggota pasif Karang Taruna. Jika disebut anggota aktif adalah bersifat kader yang potensi, bakat dan produktivitasnya mendukung pengembangan organisasi karang taruna. Makanya, jarang sekali Karang Taruna memberikan program kartu anggota. 

                                                        *****
Pelatihan Untuk Menjadi Pejuang Karang Taruna

Pada 25 hingga 28 September 2015 lalu, Karang Taruna kelurahan Karang Anyar, Kecamatan Sawah Besar, Jakarta Pusat mengadakan Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK) di Bogor, Jawa Barat. Selama 3 hari itu, saya mendapatkan ilmu- ilmu yang sangat bermanfaat untuk diaplikasikan ke masyarakat. Ada beberapa permainan yang mempunyai interpretasi dan juga menjadi representasi di Karang Taruna. Misalnya, dalam kesatuan persepsi, bekerja sama dalam tim, kejujuran informasi, gotong royong, pemecahan masalah, pembentukan mental dsb. Semuanya adalah beberapa kepingan yang jika disatukan untuk kepentingan majunya organisasi khususnya untuk karang taruna itu sendiri. 

Selain itu, saya juga mendapatkan materi yang sangat wahid seperti teknik administrasi karang taruna, motivasi organisasi, retorika, kepemimpinan dan organisasi selain itu ada ice breaking untuk membuat kita merasa relaks. Saya merasakan kehangatan tersendiri jika berhimpun dengan teman – teman karang taruna, dialog kita campur aduk, dari pembicaraan sehari – hari, asmara, organisasi, budaya, bisnis bahkan politik kelas bulu hingga kelas berat. Semuanya bisa diperbincangkan dikarang taruna. 

Karang Taruna disetiap wilayah memang mempunyai daya tarik tersendiri tergantung dari bagaimana anggotanya membuat karakter pada Karang Tarunanya masing-masing. Bagi saya, diwilayah Karang Anyar mempunyai karakter tersendiri dan memang perlu wajib dipertahankan. 

                                                  *****
Wahana itu Bernama Sasana Krida Karang Taruna 

Bicara organisasi tidak terlepas dari yang namanya secretariat, bagi saya Karang Taruna Karang Anyar, Sawah Besar, Jakarta Pusat sangat beruntung mendapatkan gedung Sasana Krida Karang Taruna (SKKT). Berkat prestasi yang sudah diraih dari Karang Taruna Karang Anyar, SKKT menjadi hadiah yang harus dipertahankan dan menjadi wahana bagi anggota karang taruna di seluruh kelurahan karang anyar. Disana menjadi tempat silaturahmi seluruh anggota aktif karang taruna. Kegiatannyapun tidak monoton dari latihan band, hadroh, senam, bahkan pengajian. 

Sarana disana juga lengkap, ada alat band bahkan sampai dengan alat gym. Awalnya saya segan jika bertandang kesana, karena kehangatan yang diperlihatkan oleh para pendahulu – pendahulu disana, kenyamanan itu datang dengan sendirinya. Saya jadi sering bermain – main karena selalu ada diskusi, debat bahkan saling dehumanisasi dalam konteks humoria. 

Bagi saya sendiri, bergabung dikarang taruna sangat menyadarkan saya akan pentingnya berjiwa social. Karena pada dasarnya kita makhluk social. Jika pada kampus, ada tridarma perguruan tinggi, karang taruna adalah wadah bagi poin ketiga yaitu pengabdian pada masyarakat. Terima kasih karang taruna, terima kasih karang taruna karang anyar. 

Megapolemik Jakarta dan Upaya Transformasi Dalam Transportasi




Jujur saja, sebenarnya saya sudah malas untuk membahas kemacetan. Tapi apa daya jika benih pikiran kalau tidak dituliskan itu juga bisa dibilang sebagai salah satu sebagian beban.

Dari para sarjana hingga doctor semua saling berpikir bagaimana cara mengatasi macet Jakarta. Ada yang melibatkan dirinya di hal yang berkaitan, ada juga yang hanya mengemukakan pendapat di ruang – ruang akademik hingga informal lainnya. Banyak sekali pendapat dari para tokoh tentang solusi mengatasi kemacetan.

Sangat sulit sepertinya, transportasi darat terlebih dahulu harus memadai sehingga para pengguna motor dan mobil bisa eksodus ke transportasi umum. Beragam cara sudah dilakukan, dengan terobosan Transjakarta, Commuter Line, Monorail hingga pembangunan MasS Rapid Transit (MRT). Semuanya adalah usaha yang harus dihargai. Ada yang berhasil dan ada yang belum berhasil.

Sampai – sampai dengan megapolemik seperti ini banyak pula perusahaan swasta yang ingin berbisnis jasa namun disisi lain juga langsung memberantas kemacetan. Terutama bagi para penumpang yang penat dengan naik kendaraan pribadi lalu teradiksi dengan jasa – jasa transportasi swasta seperti taksi, bus umum sampai ojek.

Para manusia yang haus ditahta tertinggi ibukota juga berlomba – lomba menjual isu kampanye macet dan banjir sebagai senjata utama untuk menekuk para kaum - kaum picisan ibukota. Tapi belum ada yang mendapat rekor dan mahakarya untuk ibukota. Semuanya masih belum berhasil total. Tetapi usaha – usaha para Gubernur sebelumnya patut dihargai.
                                          

Selain itu, Karena dilatar belakangi dengan urusan kemacetan, beberapa inovator lahir dengan menaruh ekspektasi yang sangat menggiurkan. Salah satunya dengan adanya bisnis transportasi melalui daring. Para penganut transportasi konvensional beralih eksodus ke bisnis transportasi digital. Alih – alih salah satu bisnis transportasi yang menghegemoni, ini menjadikan efek domino hanya berbeda di konsep bisnisnya.

Dari segi transportasi diberbagai jenis, bisnis ojek dan taksi sudah siap berperang dan melayani konsumen. Mereka menggunakan bisnis dengan konsep digital. Masyarakat saat ini yang notabene sudah menjadi masyarakat digital mulai menjajaki untuk beradaptasi dengan bisnis ini. Alat transportasi lain seperti Bajaj dan lainnya sedang dalam masa perkembangan.

Ini menjadikan obrolan sehari – hari di berbagai strata bahkan yang menjadi driver lahir dari berbagai kalangan. Bisnis ini lahir dengan luar biasa, walaupun dalam masa trial and error tapi teknologi berbasis aplikasi ini terus evaluasi kesalahan dan terus melahirkan inovasi baru. Akibatnya hanya masyarakat digital melek internet yang bisa menggunakan jasa transportasi daring tersebut.

Walaupun efek dari transformasi transportasi ini belum terasa, tapi upaya dari para innovator ini sangat membuka cakrawala ide para insan yang lain untuk mengembangkan gagasan yang ingin berakibat menghapus identitas Jakarta yang terkenal dengan macetnya. Mungkin akan ada lagi inovasi yang baru dan menguntungkan masyarakat Jakarta.

Secara pribadi, saya senang dengan progress ini. Bahkan, teknologi baru ini dibicarakan di koran luar negeri karena membuat aplikasi jasa untuk transportasi. Ini merupakan terobosan besar sekali di indonesia. Bahkan anak - anak bangsa sedang berlomba - lomba meruncingkan gagasannya agar menciptakan aplikasi yang sangat bermanfaat juga.

Apalagi membuat aplikasi yang bisa menguntungkan atau bisa merubah kaum - kaum proletar menjadi kaum borjuis berkat aplikasi. Itu sudah dibuktikan oleh jasa transportasi dengan konsep daring berbasis ojek. Saya angkat topi untuk Nadim - pendiri Go-Jek- sebagai pelopor dan sang pembaharu. 

Ironi Buku- Buku Yang Terpinggirkan

Banyak mural – mural jalanan menuliskan bahwa buku adalah jendela dunia. Semua isi dunia ini semuanya ada dibuku. Buku membuat kita mendapatkan pengetahuan yang luas jika kita tekun dan rajin membaca hampir semua buku yang ada. Bagi saya pribadi, buku adalah sebuah mesin waktu, bisa pergi ke masa lalu, masa kini juga masa yang akan datang. Sebuah pemikiran orisinil dari para tokoh besar lewat beragam isinya, saya mengibaratkan mereka – mereka ini adalah guru yang disadari secara skriptualitas.


Saya walau tidak serajin para kutu buku diluar sana, tapi saya berusaha untuk membaca agar buku-buku merasa dihargai oleh manusia, karena adanya buku untuk dibaca dan dipahami. Toko Buku sangat banyak sekali, dari kelas bulu hingga kelas berat. Maksudnya, dari penjual mikro sampai makro sebut saja, penjual buku di pasar senen dengan gramedia atau gunung agung. Buku sangat berbeda dengan sebuah barang, walaupun secara fisik itu berupa barang. Tapi jika buku yang tua akan benar – benar dijual murah bahkan diobral. Bandingkan, jika barang tua yang dijual di Jl. Surabaya, Jakarta Pusat (Tempat benda – benda lawas).

Semakin lama barang itu, akan semakin tinggi nilai jualnya. Tapi Berbeda dengan buku. Ada beberapa buku yang saya beli dengan harga murah terbitan tahun 1970’an hingga 1990’an. Saya jadi bingung kadang – kadang. Padahal kan, buku itu sebuah investasi. Kok, malah dijual murah sekali. Saya sih bersyukur saja, kalau sampai harganya mahal juga kacau. Hanya mau mengkomparasi saja, iseng – iseng.

Bagi para penjual makro, kalau buku tidak laku dijual, buku itu akan diobral besar-besaran dengan harga yang ekonomis. Saya berterima kasih dengan obralan ini. Karena jujur saja, hanya beberapa kali saja saya beli buku digramedia dengan harga normal. Karena keterbatasan biaya, makanya kadang saya suka bertanya ke mas-mas di gramedia atau di toko buku senen tentang buku – buku yang diobral. Pernah seketika, saya berpikir kadang buku yang saya beli dengan harga ekonomis ini sangat menjadi buku andalan saya untuk dibawa kemana-mana. Intinya buku itu bagus sekali.Saya bacanya juga berkali-kali. Tapi kenapa buku sebagus ini dijual dengan harga murah, isinya informatif, motivatif dan punya daya tarik. Harusnya buku sebagus itu ada di rak – rak yang berdampingan dengan buku – buku yang tidak diobral lainnya.

Buku-buku yang saya dapat juga tidak sembarangan, semacam biografi Jhon F Kennedy, Perjalanan panjang Benazir Bhutto, Ragam cerita dari intelijen dengan sudut pandang yang lain, motivasi pemuda kontemporer yang mengedepankan sisi komitmen untuk selalu kreatif, tentang social media dan tentang  hal – hal yang kontemporer. Sekali saya beli bisa borong buku itu, berbeda kalau pakai harga normal saya hanya bisa beli satu buku. Hahaha.

Banyak buku – buku yang tersisih dari mata para intelektual kalau disejajarkan dengan buku – buku yang diobral. Seringkali, mereka mencari buku yang direkomendasi dan ada kemungkinan yang sedang mencari hanya bercokol pada rak yang punya titel best seller. Suatu waktu, saya pernah kepusingan hanya karena membawa uang pas-pasan, mau beli satu saja banyak pertimbangan, karena terkadang saya juga minta rekomendasi buku dari teman tapi kali itu hanya tadinya mau iseng saja, gara-gara banyak pertimbangan karena takut akan kualitas isi bukunya akhirnya hanya bisa lihat – lihat resensinya saja. Hahaha. 

Arogansi Para Armada Kuda Besi

Baru - baru ini dengar kabar kalau seorang yang menaiki sepeda memberhentikan gerombolan motor gede di jogjakarta. Awal mulanya, para geng motor gede ini melewati jalan itu ketika lampu lalu lintas sedang berwarna merah. Mungkin, si pembawa sepeda ini memang sudah niat kali ya. Di videonya aja, ketika sedang memberhentikan paksa geng motor gede dia sempat keluarkan pasal - pasal hukum yang bersangkutan. 





Ada dua kemungkinan, ketika mas - masa ini memberhentikan pembawa motor gede dia ini anak hukum yang kebetulah hafal atau sudah terencana semuanya. Sampai ada video yang sudah disiapkan untuk dipertontonkan netizen. Pesan yang ingin disampaikan memang baik dan akan timbul permasalahan baru di televisi soalnya ada muka - muka institusi aparat hukum juga di video tersebut yang terkesan mengabaikan hukum lalu lintas dan tidak tertib. 

Kalau bicara hukum, mas- mas yang naik sepeda ini memang sepertinya banyak dibela masyarakat karena dia berada di poisisi yang benar. Arogansi para geng motor gede ini juga tidak karuan. Salah satu pembawa motor gede sempat adu cekcok dengan mas - mas yang naik sepeda. Menurut saya sih itumah cuma buang - buang waktu aja. Karena si basis motor gede ini berada pada posisi yang salah. Jadinya, mas - mas yang naik sepeda itu makin berani untuk unjuk giginya. 

Karena sekarang era tekno, si mas - mas itu jadi tenar. Beragam meme bermunculan. Ada yang hujat pemerintahan, para punggawa motor gede, polisi sampai muka mas - masnya juga di buat meme yang mengarah ke sisi humor. Hahaha. Saya tidak mau kasih tau gambar dan videonya. Kalian cari aja sendiri. 

Rindu Ketika Masih Aktif Di Organisasi




Pertama kali mengenal organisasi, saya belajar dari HMI (Himpunan Mahasiswa Islam). Saya dididik dan dibina dengan sebaik-baiknya agar menjadi insan akademis yang sesuai dengan tujuan HMI. Jujur saja, saya berterima kasih kepada teman – teman yang dulu mengajarkan saya banyak hal di organisasi itu. Dari kawan hingga lawan semuanya adalah proses menuju pendewasaan untuk meniti kehidupan yang selalu menuntut perubahan.

Kalau tidak di HMI, saya mungkin tidak akan bisa berpikir yang lebih ideal dari sebelumnya. Saya menemukan banyak hal di organisasi ini. Pengetahuan, jaringan, peta permasalahan negara,social sampai personal. Saya banyak bertemu orang – orang hebat karena pengaruh organisasi ini. Saya menemukan ilmu yang lebih praktis ketika ditempa di HMI. Kawan – kawan yang hebat dari latar belakang yang berbeda. Saya banyak belajar dari kawan – kawan HMI yang sudah lebih mapan secara intelejensia maupun almamater yang bergelar strata hingga doktor.

Saya juga menemukan, sahabat – sahabat yang lebih dari sekedar sahabat. Mereka keluarga yang nantinya akan tetap keluarga kelak yang saling membutuhkan. Ketika masih di komisariat sampai pengurus cabang di Jakarta. Saya masih sering bertandang ke secretariat HMI di Jakarta. Itu saya merasakan berita terbaru, persepektif baru untuk sebuah masalah maupun teori tekstual. Sering bincang di warung kopi, apapun dibicarakan. Itulah senangnya saya, berkumpul dengan mereka dari junior sampai senior semuanya berkumpul di satu titik untuk berbicara masalah apapun. Saya rindu hal itu.

Sekarang, saya sudah tidak lagi menjabat sebagai pengurus. Rasa- rasanya malas sekali untuk sekedar setor muka ke kawan – kawan yang masih menetap disana. Saya rindu semua hal yang ada di HMI. Yang tersisa disaya hanyalah untuk selalu menjadi kader yang sesuai dengan tujuan HMI. Saya berusaha untuk itu. Yakin Usaha Sampai! Semoga semuanya terwujud

Selera Kita Kepada Sinema

Bro, menurut lu film paling bagus yang pernah lu tonton apaan bro?” Tanya gue kepada teman yang baru – baru ini jadi aktivis sinematografi.

Apa ya lang, banyak sih yang bagus, jadi pusing sendiri” Jawab teman dengan jawaban yang sangat Cuma – Cuma

 “Minimal, akibat lu nonton film itu, kehidupan lu jadi berubah gitu” Ujar gue dengan sok tau.

Cuma Illustrasi Yang Cuma Cuma 

Oke, dialog diatas memang sangat dilematis bagi sebagian banyak orang yang menganggap film itu sesuatu hal yang paling wahid dan obat mujarab untuk mengalihkan pikiran dan masalah dari realitas kehidupan. Kalau ditanya tentang pertanyaan diatas, memang kebanyakan orang akan menjawab film yang baru – baru ini ditonton.

Tempo hari yang lalu, saya Tanya kepada beberapa teman menjawab film yang paling bagus menurut dia itu The Raid. Untuk ukuran film Indonesia itu memang bagus,tetapi dari segi selera kebanyakan orang yang menganggap film action itu tabu pasti tidak akan menjawab bahwa film The Raid itu bagus. Ada juga yang menjawab film Help (2011), Pursuit Of Happyness, The Shawshank Redemption (1994) dsb. Itu saja berbeda genre film.

Kalau ditarik dari pertanyaan diatas, film yang paling bagus dari beberapa genre, mungkin akan dijawab per-genre untuk film – fim terbaik. Misalnya, dari segi genre pendidikan, seperti saya akan menjawab film Freedom Writers (2007). Itu saja sudah mewakili sebagian selera saya tentang beberapa film yang bagus. Ada juga seperti Biografi Individu maupun kelompok (band). Masih banyak film dari beberapa genre yang bagus untuk disimak.

Bagi saya, film yang bagus itu harus mengubah hidup seseorang pula. Lebih baik kearah yang positif, coba kalau kau cari film dengan genre motivasi atau pendidikan atau sci-fi. Itu akan merubah kita ke hal – hal positif. Tapi film juga bisa merubah hidup ke negative lewat sajian film action maupun kehidupan remaja pada medio 80-90’an.

Saya pernah bicara sama teman yang sedang menonton film local berjudul “Perahu Kertas”. Saya bilang begini. “Mbak, filmnya yang bisa buat mikir dong” Tukas gue dengan nada sombong. “Ah, kita mah nonton film yang enteng – enteng aja gum” Jawabnya, Gue sempat berpikir, bahwa film memang sesuai selera si konsumen film dan kadang ada konsumen film yang mengambil sisi hiburannya saja yang penting pikiran dia bisa beralih. Intinya sih itu. Tapi saya berterima kasih dengan film, Biar begitu, film juga banyak jasanya. Hehehe. 

Ya, yang tidak bisa dibeli itu hanya satu yaitu "selera" mau kata kita bagus itu objek, maua kata dia bagus itu objek kalau selera sudah bicara itu sudah tidak bisa diganggu gugat. Bahkan kalau ditanya artis paling cantik di indonesia ini, situ juga pasti bingung jawabnya karena banyak pilihan yang cantik bahkan pasti berbeda pula jawabannya. Mungkin itulah faktor "Selera" kita. 

Hubungan Kita Tidak Progresif Revolusioner

Kakak kelas. Oh kakak kelas. Ungkapan melankolis dari jargon para adik - adik yang mencintai atau dicintai kakak kelas. Dinamika asmaranya banyak. Kadang ada juga yang terjatuh karena cinta. Hahaha. Saya tidak pernah pacaran dengan seorang kakak kelas. Dari dini hingga kini. Mungkin hanya sekedar pengagum saja, sampai ke jenjang yang lebih tinggi sih tidak. Sudah beberapa bulan ini, saya selalu ada intensitas komunikasi dengan kakak kelas. Kakak kelas kampus. Tidak usah disebutkan namanya, tidak etis. 

Awalnya, saya memang kagum sama dia, interval dua sampai empat tahun, barulah saya menjalin komunikasi lewat salah satu instant messaging. Selama kita komunikasi  hasilnya gitu -gitu aja tidak ada progress, ini yang membuat saya agak ragu juga untuk memantapkan pilihan. Pertama, saya masih ada keraguan karena saya takut bunuh diri dari lingkar ekonomis. Kedua, dia bukan tipe mudi lagi, sudah berpikir ke pelaminan. Ketiga, apa ya? Bingung ah! hahaha. Pokoknya, banyak alasan yang dibuat - buat dan juga memang begitu adanya. 

Bukan Illustrasi hanya Imajinasi


Jadi, dia ragu saya pun ragu. Hasilnya, kita sama - sama ragu. Sampai ini pun, hubungan kita masih flat tanpa diintervensi kondisi. Saya berpikir, saya harus memantapkan ekonomi dahulu. (Idealnya sih begitu kan) tapi kalau memang ada  relawati yang sukarela sih itu rezeki asmara. Hahahaha. Intinya, hubungan ini hanya main - main yang sekali kali saya permainkan dan juga permainan dia. Bingung ya? Udah ah, makin kesana - kemari nulisnya. 


Aku Dalam Bingkai Ramadhan

Saya tidak tau apakah saya, kakak, ibu, ayah serta sanak saudara saya masih bisa dipertemukan kembali oleh ramadhan, semoga saja Allah swt masih bisa memberikan kesempatan yang sebanyak – banyaknya. Amin.

Bicara idul fitri, kurang greget kalau tidak bicara kampung halaman. Ya, sewaktu belia saya sering diajak ayah dan ibu saya untuk bertandang ke sanak saudara di dearah jawa barat. Dari Tasikmalaya, Kuningan sampai Banten. Yang bikin saya rindu hanya suasana hari lebaran disana begitu berbeda kalau di komparasikan dengan di Jakarta.

Mungkin yang lebih hebat kalau seni mudik atau pulang kampung itu untuk satu tujuan, karena memang mau bertemu keluarga terutama orang tua. Rasa idul fitrinya memang berbeda dan banyak cerita di perjalanan untuk menuju kampung halaman.

Sewaktu belia, saya memang pemalu bahkan untuk ikut orang tua berkunjung ke sanak saudara terlalu malu. Entah mengapa, saya takut tidak dihargai saja pikir saya waktu itu. Misalnya, saya tidak dikasih uang lebaran sama sanak saudara saya. Hahaha. Memang karena begitu adanya saya, jadi perlahan demi perlahan saya memberanikan diri untuk berhadapan dengan saudara maupun orang lain demi bisa silaturahmi di hari lebaran.

Terkadang, saya tidak tau mengapa, menginjak usia belasan juga saya malu untuk salam – salaman dengan tetangga dan orang – orang yang sedang silaturahim keliling. Mungkin, lucunya kalau sudah salaman dengan satu orang ditempat pertama eh malah salaman lagi di tempat kedua, hahaha. Tengsin mah ada sih. Tapi, mau dikata apa, ibarat semut aja, sekali ketemu orang langsung salaman, entah dia kita kenal atau tidak.

Cerita dihari lebaran memang menarik, banyak cerita hura maupun haru. Saya terkadang berpikir juga, haru tangis selalu ada di hari yang fitri ini. Dulu, saya intens sekali mendengar jeritan tangis antar ibu ke ibu. Tapi tangis itu hanya ada di hari yang fitri. Kisah salaman hanya simbolis juga sering terjadi, hanya mampu berucap di bibir namun sirna dihati.


Saya sih bersyukur saja karena lebaran 1346 Hijriyah ini saya masih bisa merasakan dan menikmati euforianya. Saya juga masih dipertemukan terus dengan sanak family dari segala sudut kota. Alhamdulillah. 

Ramadhan Kini dan Lalu

Alhamdulillah, saya masih diberi kesempatan untuk menjalani bulan ramadhan dengan orang tua saya. Saya mau cerita sedikit tentang bulan ramadhan kali ini. Ramadhan kali ini sangat berbeda dengan tahun lalu. Secara umum, bulan ramadhan tahun lalu masih bernuansa politis dan olah raga. kenapa? karena ada pemilihan presiden dan juga piala dunia di brazil 2014. Secara pribadi, kondisi bulan ramadhan saya tahun lalu memang sangat meyakinkan. Alasan Pertama adalah karena saya sedang bekerja dan punya banyak pekerjaan juga. Bukan bermaksud apa - apa. Mempunyai pekerjaan adalah sebuah peluang untuk bisa berbagi ke teman - teman atau orang - orang yang membutuhkan.




Maksud saya, saya bisa memberikan sebagian rezeki saya kepada orang - orang yang tidak mampu dalam segi materi, mungkin tuhan belum mengizinkan saya untuk melakukan hal itu dalam bulan ramadhan kali ini. Bulan ramadhan kali ini tidak sama sekali bernuansa politis. Tapi masih ada aroma segar olah raga dari Copa America di Chile. Secara pribadi saja, saya belum mendapat pekerjaan, beberapa hari yang lalu sempat diajak teman untuk melakukan survey tapi hanya berselang 3 hari saja, karena ownernya merasa tidak puas dengan apa yang saya kerjakan. 

Memang disetiap tahun kondisi itu selalu berubah - rubah, kadang saya merasa bahwa saya tidak selalu dalam posisi yang diuntungkan. Kadang, pikiran itu timbul begitu saja, karena ketidakadilan kecerdasan dan hal - hal yang menyentuh sisi lebih pribadi. Dalam kondisi ini, yang bisa saya lakukan hanya bersyukur saja. Semoga lebih baik dari sebelumnya dalam hal apapun. 

Kita Bersahabat Lebih Dari Saudara


Kita ada di sini bukan untuk saling bersaing. Kita ada di sini untuk saling melengkapi. – Bill Mccartney
Suatu malam, teman saya mengirimkan sebuah gambar didalam grup aplikasi pesan whatsapp.  Dalam gambar yang dikirimkan teman saya berisi sebuah pesan yang membuat hati dan pikiran saya tergugah, kira - kira begini pesannya "Dan pada akhirnya sahabat satu persatu akan pergi entah untuk cita - cita, cerita cinta ataupun kemajuan diri, tapi satu hal yang pasti sejauh apapun kalian pergi kalian tetap harta yang terbaik yang selalu dihati dan tetap kunantikan hingga pulang kembali". 

Dalam sebuah grup whatsapp tersebut, berisi teman - teman semasa saya sekolah menengah atas. Mereka melibatkan saya sebagai keluarga kecil. Ironisnya, pasca sekolah dan bergelut dengan teman baru di perguruan tinggi, saya jarang sekali kumpul dengan mereka. Tidak seperti masa sekolah dulu. Mereka juga demikian, ada yang satu kuliah, ada yang kerja dulu. Kami tetap intens untuk komunikasi demi terjalinnya silaturahmi. 

Inilah muka - muka mereka yang saya maksud. kecuali si kerudung hitam
Sebenarnya, secara kuantitas jumlah teman saya yang mendeklarasikan persahabatan ini ada 6 orang. Kalau disebut namanya, takutnya mereka gede rasa, tapi yaudahlah di sebut aja yah. Ini juga merupakan testimonial bagi saya buat mereka yang pernah mengecap nikmatnya bersama dulu hingga kini. 

Pertama, ada Aryo. Dia sudah satu paket dengan Gustia yang sudah direnggut hatinya sejak masa sekolah dulu. Teman saya yang satu ini cerdas, produktif dan disiplin. Yang saya lihat aryo ini cekatan, hidupnya tidak pura - pura. walau bagaimanapun dia merupakan fans juventus, sebuah cobaan yang berat bagi saya yang notabene fans ac milan. 

Kedua, Riski Prasetia. Dia sudah satu paket dengan Nina. Hubungan asmara mereka sudah hampir menginjak kurang lebih delapan tahunan. Cukup luar biasa untuk ukuran anak muda jaman narsisisme kini. Riski tipe pria yang tahan banting, segala perih dia coba, dia berpikir dewasa sebelum saya berpikir tentang "kerasnya hidup ini" tapi seolah - olah tenang menghadapi masalah - masalah tentang "hidup", dia tidak semanis sekarang hidupnya kalau tidak melibatkan pacarnya. Bahkan, bagi saya Riski sangat beruntung mendapatkan tambatan hati Nina. Nina juga demikian, saya menilai bahwa perempuan ini sangat asik, woles dan cerdas. Walau tidak sama dengan Gustia, tapi dwi puan ini sangat masyur membuat pasangannya berpikir progress. 

Ketiga, Harvian, sosok pria ini sangat flamboyan, terasa sangat urban namun kecintaannya pada persija cukup mengelabui para temannya bahwa dia anak metropolitan. Saya cukup bangga dengan teman saya ini, dulu dia adalah supir terbaik saya untuk bertamasya mencari hidangan ke setiap rumah teman - teman saya. Jujur, saya kagum dengan harvian ini. Dia sering jajanin saya es kopi dan rokok kalau saya lagi main kerumahnya. Walau tidak merokok, dia adalah simpatisan para perokok. 

Keempat, Leo, Nama yang harum bagi kaum hawa. Ya, dia adalah gaman untuk hati wanita. Gayanya setengil Jhon Travolta dalam film 'grease', mimiknya yang bikin keki mengingatkan pada ringgo agus rahman, tapi dia tetap pujaan kaum hawa pada masanya. Hobinya yang berganti cewek, mengingatkan saya pada kisah Antonio Cassano yang telah meniduri 600 wanita. Semoga saja, cewek yang di perlakukan 'baik' tidak sebanyak itu. Itulah leo yang bukan sesadis Leonidas pada musuh - musuhnya dalam film "300". Tapi dia hanya sadis pada lawan jenis. Aaaw!

Kelima, Fahmi. Kalau dulu kita punya "the smiling general" pada sosok presiden soeharto. Sekarang, manusia yang bernama Fahmi ini juga tukang senyum. sosoknya yang pandai berhitung dalam bisnis jual beli susu pada masa itu, mengantarkan dia bertarung dengan cendikia lainnya di universitas kenamaan di ciputat dengan mengambil jurusan akuntansi. Pria yang periang ini sangat egaliter untuk urusan financial. Saya senang berteman dengan fahmi. 

Keenam, saya sendiri, silahkan mendeskripsikan tentang saya dalam media apapun. Saya berterima kasih dengan mereka semua, karena mereka adalah bagian didalam kehidupan saya. Jika saya ditanya, siapa 100 orang paling berpengaruh dalam hidup anda? saya akan jawab, mereka masuk dalam kategori tersebut. Bahkan, masuk dalam jajaran dua puluhan. 

Untuk kalian, Walau kita akan berbangga dengan apa yang kita punya, berusahalah agar tidak membuat temanmu berkecil hati, berusahalah agar cafe menjadi taman bermain pikiran, ide dan pengalaman kita. Berbagilah jika punya cerita pilu, sedih, bahagia dan lainnya. Berjanjilah, kelak kita akan bernostalgia dengan cerita apapun. Berceritalah pada keluargamu, bahwa kita pernah menjadi bagian termanis dalam hidupmu. Kalian adalah kawan seperjuangan, kolega ekspresif dan mitra masa depan. Kita tidak hanya akan menuju eudaimonia, tapi akan selalu memelihara bersama keadaan itu untuk menuju eudaimonia yang sempurna.

Salam manis,
Gilang

Menyibukan diri atau sok sibuk!

Akhir - akhir ini saya disibukan dengan kegiatan produktif. Dari menonton film, membaca buku – buku kesukaan dan aktivitas lain yang tentunya untuk pengembangan diri. Bulan april lalu, saya diberhentikan di sebuah majalah. Sempat berencana ingin bekerja lama dimajalah tersebut, tapi kenyataannya tidak sesuai harapan. Saya mulai memaklumi keadaan. Intinya, saya berdiplomasi dengan diri saya sendiri bahwa saya harus selalu melakukan kegiatan yang sifatnya mengembangkan diri.

Saya merasakan bahwa kegiatan ini saya dapatkan seketika saya belum mendapatkan pekerjaan, karena dalam hal membaca atau hal apapun yang harus disediakan adalah ‘waktu’. Karena kebanyakan yang lain, tidak dapat melalukan aktivitas tersebut karena biasanya mereka berujar ‘tidak ada waktu’. Kegiatan yang menyibukan diri itu diamini oleh musisi wahid bernama Bob Dylan, pernah dalam liriknya ia berseru “Jika kau tidak menyibukan diri untuk memperbarui diri maka kau akan disibukan oleh kehancuran”





Silahkan kalian tafsirkan sendiri, kalimat tersebut. Bukan berarti juga, bekerja tidak produktif, semuanya berpotensi produktif. Lagi – lagi kau sendiri yang merasakan efek dari semua yang kau lakukan. Menyibukan diri itu relative tapi jangan juga kau berlagak sok sibuk seolah tidak ada waktu untuk silaturahmi dengan rekan, kolega, atau keluarga sekalipun. Karena silaturahmi itu paling wahid karena sesepuh kita semua bisa bersatu karena silaturahmi untuk membuat persatuan. Sesibuk – sibuknya mereka bergerilya, pasti selalu ada waktu untuk konsolidasi membahas masa depan Indonesia. Ailah, nasionalis banget ini. Hehe

Pentingkah Nama Kita Bertengger Di Karya Ilmiah Orang Lain



Manusia itu ingin diakui keberadaanya. Sekecil apapun kontribusinya, dia selalu ingin diakui, didengar dan juga di hargai. 


Bagi sebagian banyak orang, diakui keberadaanya itu sangatlah penting. Seseorang itu ingin didengarkan, diakui dan dihargai. Kalau kita geser sedikit ke kasus dalam hal pacaran. Seseorang juga ingin diakui keberadaanya oleh pacarnya. Sadar tidak sadar, kita memang begitu. Kalau kau membantah. Coba saja kau datang berdua ke teman - teman pacarmu, lalu teman pacarmu bilang. " Jeng, ini siapa? pacar atau siapa nih" Ujar teman. Pacarmu bilang "Bukan kok, ini bukan siapa - siapa". Mungkin kamu adalah orang yang paling keki sedunia saat itu. 

Baiklah, saya tidak mau bicara itu disini, tidak terlalu monumental masalahnya. Seperti orang pandir saja ceritanya. Tapi saya ingin membedah hal yang konon katanya sangat penting bagi seorang akademisi. Saya ingin membahas ucapan terima kasih di media apapun. Maksudnya begini, nama kamu ada di karya seseorang, misalnya thanks to gilang di album kaset atau vinyl band teman. Atau nama kamu tidak ada di karya ilmiah seseorang teman. Bagaimana perasaanmu nak? jika namamu tidak tercantum oleh karya ilmiah sahabatmu. 

Saya pernah berurusan dengan ini, Sebelumnya beberapa teman saya memang sudah mengambil skripsi dan lulus. Saya pernah cek satu persatu skripsi mereka. Mirisnya, nama saya tidak ada disitu, okelah saya mulai mencoba mengerti. Lalu, saya cek juga teman dekat saya, ternyata juga tidak ada. Mulai dari sana, saya berpikir dan diam sejenak. Mengapa saya sakit hati? padahal tidak ada konflik apa - apa. Padahal anya membaca kata pengantar di sebuah skripsi teman. 

Saya langsung meninggalkan perpustakaan dikampus kala itu, saya tidak berani tanya sama teman saya mengapa dia tidak menaruh nama saya di dalam karya ilmiahnya. Saya jadi berpikir, apakah sebuah nama yang dipajang dikata pengantar skripsi, thesis,disertasi dan karya lainnya itu sebagai sesuatu hal yang penting. Dalam hal ini, saya beranggapan bahwa sekecil apapun kontribusinya seseorang itu ingin diakui keberadaanya, dengan secara fisik atau non-fisik. 

Menurut Rollo May, seorang tokoh psikologi. Dia mengembangkan pemahaman manusia yang didasarkan pada eksistensialisme, yaitu keinginan untuk menampakkan dirinya.Dalam mengembangkan teori ini, beliau menekankan pentingnya pemahaman akan hakikat manusia itu sendiri. Hakikat tersebut dapat diketahui mana kala seorang individu sudah mampu memahami siapa dirinya, untuk apa dirinya hidup, untuk apa dia melakukan sesuatu tindakan, dan lain sebagainya. Dengan begitu, peranan manusia adalah sebagai subyek dan obyek dengan pilihan bebas yang bertanggung jawab atas tindakannya dan dapat menentukan nasib atas dirinya sendiri. Eksistensialisme juga menekankan sifat manusia yang ingin diakui, sebagai tujuan dan hakikat keberadaan dan merupakan tinjauan individual. 

Saya juga punya niat sendiri ketika saya membuat kata pengantar, biar tidak ada yang merasa seperti saya, maka akan saya gunakan kata secara umum tidak memakai kekhususnya pada nama seorang teman. Bahkan, saya ingin memperbanyak kata terima kasih jika saya sudah bisa membuat kata pengantar kelak. Kalau kamu masih merasa bingung dan belum percaya, coba kau riset sama teman - teman yang lain jika nama kamu tidak ada di kata pengantar. Apa yang akan kamu rasakan? 




Tabik,

Indonesia Berduka Dengan Kepergian Olga

sumber/olga syahputra


Indonesia lagi dan lagi kehilangan sosok orang yang paling berpengahruh di jagad hiburan. Pada Jum'at (27/3) Artis yang bernama Olga Syahputra dikabarkan meninggal dunia setelah beberapa lama merasakan penyakit. Sewaktu Olga berada di puncak karir, banyak sekali orang - orang yang mencibir dia dengan penuh maki. Gaya becandanya yang terkadang kelewatan terhadap lwan mainnya bikin dia beberapa kali ditegur, bahkan sampai masuk ke jalur hukum.

Saya sebagai orang indonesia, yang setiap harinya sering melihat dan mendengar ocehan Olga juga sering terkena korban lawakannya. Terkadang membuat saya terhibur bahkan membuat saya tertawa terbahak - bahak. Olga disisi lain adalah seseorang yang baik dan tidak lupa kalau dia itu siapa. Banyak yang mencaci, benci dan memaki lewat media sosial. Saya juga sering melihat air mata yang dalam dari olga ketika dirinya merasa di serang banyak orang. Secara psikologis Olga sudah terperangkap oleh kejamnya dunia hiburan. 

Awalnya dipuja puji, akhirnya dibenci. Begitulah hidup. Hampir semua orang dibidang apapun merasakan sesuatu yang sama. Kita sedang berlomba - lomba tanpa sadar untuk menyentuk dunia yang sudah di rencanakan dipikiran orang masing - masing. Sampai olga tidak muncul di televisi, ada pula beberapa orang yang mencibir. Saya kagum oleh pola hidup dia yang memberi afeksi pada orang sekitar dan pandai membuat orang yang disekelilingnya menimbulkan benih cinta. 


Olga memang bukanlah seorang legenda penghibur seperti Kasino, Dono, Bing Slamet, Benyamin dan lainnya. Tapi dia mempunyai karakter sendiri untuk dicintai oleh para penggemarnya dan dijadikan legenda. Saya berani taruhan, setiap orang yang mengenal olga pasti pernah dibuat tertawa walaupun didepan layar kaca sekalipun. Terima kasih atas jasamu sebagai seorang entertainer.

Wajah Sayu Liga Italia dan Kabar Buruk Inter Milan

sumber/interforum

“Begitulah sifat manusia, mereka yang bersalah akan menyalahkan orang lain di samping diri mereka sendiri” kata Dale Carnegie (1888-1955) 

Pada Senin (23/3) malam waktu Italia, Pengadilan Tinggi Italia, Cassazione, telah menjatuhkan putusan final terkait skandal Calciopoli  di antaranya adalah membebaskan mantan direktur umum Juventus Luciano Moggi dari dua tuduhan penipuan olahraga. 

Diatas adalah berita dimana sembilan tahun yang lalu Luciano Moggi diresmikan bersalah dan Juventus terlempar ke jurang Serie-B. Sejak inilah fans dari kedua tim tersebut selalu memanas, bahkan hubungan kedua klub juga memanas dari area transfer pemain sampai pertandingan. Waktu itu, saya belum tau apa - apa. Karena sebagai pendukung Ac Milan saya cuma bisa melihat Ac Milan yang terkena juga bersama Lazio, Fiorentina dan lainnya. 

Sejak saat itu, Liga Italia menjadi degradasi minat para pemain yang sedang berkembang ataupun pemain bintang. Dewi fortuna menyertai Italia ketika pasca calciopoli. Italia menjadi juara dunia dan Ac Milan menjadi juara champion 2007 di Athen, Yunani. Meskipun begitu, liga italia tetap tergilas karena koefisien yang menurun di eropa, sehingga liga italia mendapat jatah hanya 3 klub yang bisa tampil di liga champions. Semenjak itu bisa dinilai, liga italia sedang merosot berbanding terbalik dengan medio 90'an. 

Akibat calciopoli semuanya berubah, terakhir yang bisa menyelamatkan wajah italia di eropa hanya Inter Milan dengan juara liga champions pada tahun 2010. Sampai sekarang belum ada lagi yang juara. Liga italia masih kalah dengan liga inggris dan spanyol. Dengan mendengar kabar Inter Milan akan diduga terlibat calciopoli dan mendapat dugaan hukuman ke serie- B menjadikan italia akan semakin kontroversial liganya. 


Apakah dengan terlibatnya Inter Milan ini, akan sembuh italia dari rasa sakitnya yang sudah mendera beberapa tahun ini. Tapi kita tidak bisa mengucilkan liga italia, walaupun begitu banyak pula pasca calciopoli bintang - bintang terlahir dari liga italia. Sampai sekarang, masih ada klub yang bisa membuat pemain berbakatnya sehingga dilirik oleh  klub - klub besar. 

Orang Tua Selalu Ingin Mewariskan Pengetahuannya


Source/www.huffingtonpost.com
Mungkin kamu adalah orang yang punya semangat berbagi kepada sesama. Berbagi dalam apapun. Berbagi dalam bentuk pengalama, moral, pengetahuan bahkan materi. Intinya berbagi. Berbagi itu menyenangkan. Bahkan, Pendiri Akademi Berbagi, Ainun Chomsun itu membuat nama akademi berbagi karena semangatnya berbagi. Saya pun pernah merasakan dampak mengikuti kelas akademi berbagi. Pada kamis (19/3) lalu, saya bertemu dengan Bapak Didik Sukandi, usianya sudah lanjut usia. Tapi semangatnya berbagi itu masih ada. Pada hari itu, saya berniat mewawancarai dia untuk keperluan majalah. Dia memang sosok yang egaliter dan mampu mengengola jaringannya agar tetap utuh. Ramah pula orangnya. 

Kami berbincang tentang apa saja, selama setengah jam berlangsung obrolan di bistro kawasan jakarta selatan ini mampu membuat suasana semakin ramah dan santai. Obrolan yang diperbincangkan juga tentang pribadi pak didik. Dari pengalaman - pengalaman pak Didik. Yang saya tau, orang tua itu memang senangnya berbagi. Pak didik pun ketika ditanya hal yang paling berkesan dalam hidupnya, dia bilang adalah berbagi. Dirinya sering diundang universitas. 

Pada waktu yang berbeda, saya pernah ingat ungkapan dari jurnalis senior dikantor beberapa waktu lalu. Dia pernah bilang, kalau dia ingin mewariskan pengalamannya ke jurnalis muda. Beliau pikir, sudah waktunya yang tua berbagi pengalaman yang pahit dan manis kepada yang muda. Ya berbagi itu, memang meng'asik'an. Selain itu, itulah cara kita sebaik - baiknya jadi manusia. Bermanfaat bagi sesama. Kalau kata mas Aristoteles mah Zoon Politicon, ungkapan untuk menyebut mahluk sosial. 

Lagipula, kalau kau banyak pengetahuan dan ingin berbagi. Biasanya, memang lewat tulisan. Tapi telinga orang indonesia lebih ingin mendengar daripada membaca. Saling berbagi itu selalu ditunggu oleh pemuda. Pada Jumat(20/3) lalu, saya juga mewawancarai Ibu Indira Abidin dari Fortune PR. Dia juga bilang, kalau hal yang paling mengesankan itu berbagi dan menulis. Dia sering mengajar ke Yayasan Pejuang Kanker untuk memberikan motivasi. 

Memang berbagi itu sangat menyenangkan bagi mereka yang banyak pengalamannya, saya selalu mencari pengalaman dari orang - orang yang hidupnya banyak menerima penghargaan. Kalau kita pikir, mereka yang berbagi juga ada yang dari buku dan sarana lainnya. Intinya, hidup ini adalah tentang berbagi. Bersyukur kalau hidup kamu sudah lebih dari cukup.