‘we need a punk rockshow ’petikan lirik dari band rosemary dengan judul
lagu punk rock show. Menurut
kalian,lirik lagu ini relevan nggak sama kejadian terkini yang ada di dunia
pertelivisian. Dari dulu memang banyak acara musik lokal yang mengemasi mata
kita dengan sajian musik yang beragam. Tetapi memasuki era sekarang banyak
acara musik televisi yang menampilkan musisinya dengan musik yang itu itu saja.
Mayoritas itu pendatang baru yang
ingin terkenal bermodalkan wajah dan musik yang mereka pikir bagus. Saya agak gelisah melihat fenomena ini.
Hampir di setiap tv swasta punya acara musik sendiri. Ada yang acaranya pagi
ada pula yang malam.
Acara Musik pagi hari itu yang saya maksud menyajikan musisi yang itu itu saja. Mungkin pemerhati lagu semua prihatin dengan adanya acara musik pagi itu. Ini skala saya saja yah,mungkin kalian setuju dan suka dengan adanya acara musik pagi di televisi. Kadang ada hal aneh di acara musik pagi. Kalian pasti sering liat kalau ada gerakan sama yang di perlihatkan oleh para penonton di acara musik pagi itu. Kebanyakan sih penonton bayaran. Makanya mereka nurut saja kalau di suruh gerak ke kanan dan ke kiri. Acara musik pagi itu menutupi telinga kita dari music yang ada di Indonesia. Mereka nggak memperlihatkan banyaknya musisi indonesia yang hebat dalam berkarya di segala genre musik.
Kalau acara musik malam ini saya sangat mengapresiasi sekali. Maklum musisi rock itu kan munculnya malam
bukan pagi. Itu yang dikemukakan wartawan dari majalah ternama Rolling Stone.
Mungkin petikan lirik dari lagu yang dibawakan rosemary itu terwujud. Walau
liriknya nggak mengatakan mereka butuh pertunjukan music punk di malam hari
atau pagi hari. Intinya mereka bisa puas dengan adanya acara music malam yang
menyajikan music yang bukan itu itu saja. Saya juga dulu sering menghadiri acara music
televise drakstore. Acara itu disiarkan di tv swasta indosiar. Tapi sekarang
sudah nggak ada lagi. Di acara musik itu menampilan mayoritas musisi indie. Sayangnya
sudah habis masanya.
Saya rindu dengan acara musik seperti itu,sempat kaget ada acara musik
indie di jak tv . Acara itu dibawakan oleh rockstar Jimmi Multazam. Dia adalah
penyiar trax fm,penulis,vokalis dan seniman. Bagi saya sih relevan saja acara
musik indie di jak tv itu di bawakan Jimmi Muthazam. Sampai sekarang mungkin
masih berlanjut episodenya. Tetapi seiring berjalannya waktu,muncul lagi acara
musik malam yang berkonsep sama seperti radio. Berdurasi panjang hingga larut
malam. Menampilkan musisi dari berbagai era dan beragam genre. Selalu
menyuarakan musisi indonesia itu hebat. Nggak lipsync seperti halnya acara
musik di pagi hari. Para musisi itu jujur dan nggak mengada-ada. Saya salut
sama tv one yang membuat program musik Radio Show.
Walaupun saya nggak sering menonton tapi acara
musik ini selalu menampilkan hal yang berbeda. Sebenarnya nggak full musik sih.
Ada juga sesi obrolan dengan nara sumber yang terkemuka. Tapi di setiap
selingan menampilkan musisi jaman dulu hingga kini tetapi yang indie dan juga menayangkan beberapa video klip era dulu. Di
jejaring sosial pun selalu ramai membicarakan ini kalau malam sudah tiba
tepatnya hingga dini hari. Program ini juga di bawakan oleh orang yang berlatar
belakang mumpuni. Om sys panggilan akrabnya. Dia adalah penyiar radio prambors
era dulu. Tapi dia sudah nggak jadi pembawa acaranya lagi. Sekarang di gantikan oleh penambuh drum dari
band asal bandung. Ialah sandy pas band dulu ia sering disapa sandy u camp
sebelum masuk pas band. Ia
sekarang membawakan acara itu dengan ditemani beberapa para musisi yang juga
membawakan acara itu.
Saya kepikiran yang harusnya membawa acara itu
harus ada tiga orang dengan latar belakang yang dekat dengan musik. Entah itu
wartawan music,musisi itu sendiri dan pengamat music. Tinggal pemirsa yang
menjadi konsumen nadanya. Tapi mungkin saja itu nanti terjadi. Saya berharap
acara music ini juga terus berlanjut sampai jangka panjang dan menampilkan
musisi musisi hebat dari Indonesia yang nggak terlihat oleh kebanyakan orang di
Indonesia khususnya pecinta musik.
- Selasa, Maret 27, 2012
- 0 Komentar