Karang Taruna Sebagai Candradimuka Para Pemuda – Pemudi Indonesia


Persiapan LDK Di Bogor, Jawa Barat (Dok : Karang Taruna Karang Anyar)

Memoaribilia Karang Taruna hadir di Indonesia sebagai manifestasi pemuda dan pemudi yang bergerak di bidang social. Karang taruna menjadi kawah candradimuka bagi sebagian pemuda dan pemudi yang cerdas, kreatif, professional, berbudi luhur dan mempunyai daya social kemasyarakatan yang adiluhung. 

Pernah suatu ketika saya berdialog dengan teman karang taruna, dia mengatakan bahwasanya karang taruna tidak butuh kita, tetapi kitalah yang membutuhkan karang taruna. Secara kasatmata, karang taruna hanya sekumpulan para pemuda dan pemuda yang hanya eksistensinya berada pada momentum kemerdekaan. Padahal tidak hanya itu, masih banyak gejala – gejala social yang harus diberantas oleh tangan – tangan para pemuda pemudi di karang taruna. 

Pemuda- pemudi yang bergumul di Karang Taruna berbasis dari berbagai stratafikasi social dan mempunyai diferensiasi pendidikan. Semuanya terintegrasikan di Karang Taruna, semuanya mempunyai wahana dan visi yang sama, maka dari itu kesolidan itu sangat kentara di Karang Taruna dalam momentum apapun. Misalnya dalam gerakan social maupun kegiatan social. 

Di Karang Taruna, sistem keanggotaannya pun bersifat stelsel pasif – keanggotaan otomatis – yang pada intinya usia 11 hingga 45 tahun menjadi anggota pasif Karang Taruna. Jika disebut anggota aktif adalah bersifat kader yang potensi, bakat dan produktivitasnya mendukung pengembangan organisasi karang taruna. Makanya, jarang sekali Karang Taruna memberikan program kartu anggota. 

                                                        *****
Pelatihan Untuk Menjadi Pejuang Karang Taruna

Pada 25 hingga 28 September 2015 lalu, Karang Taruna kelurahan Karang Anyar, Kecamatan Sawah Besar, Jakarta Pusat mengadakan Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK) di Bogor, Jawa Barat. Selama 3 hari itu, saya mendapatkan ilmu- ilmu yang sangat bermanfaat untuk diaplikasikan ke masyarakat. Ada beberapa permainan yang mempunyai interpretasi dan juga menjadi representasi di Karang Taruna. Misalnya, dalam kesatuan persepsi, bekerja sama dalam tim, kejujuran informasi, gotong royong, pemecahan masalah, pembentukan mental dsb. Semuanya adalah beberapa kepingan yang jika disatukan untuk kepentingan majunya organisasi khususnya untuk karang taruna itu sendiri. 

Selain itu, saya juga mendapatkan materi yang sangat wahid seperti teknik administrasi karang taruna, motivasi organisasi, retorika, kepemimpinan dan organisasi selain itu ada ice breaking untuk membuat kita merasa relaks. Saya merasakan kehangatan tersendiri jika berhimpun dengan teman – teman karang taruna, dialog kita campur aduk, dari pembicaraan sehari – hari, asmara, organisasi, budaya, bisnis bahkan politik kelas bulu hingga kelas berat. Semuanya bisa diperbincangkan dikarang taruna. 

Karang Taruna disetiap wilayah memang mempunyai daya tarik tersendiri tergantung dari bagaimana anggotanya membuat karakter pada Karang Tarunanya masing-masing. Bagi saya, diwilayah Karang Anyar mempunyai karakter tersendiri dan memang perlu wajib dipertahankan. 

                                                  *****
Wahana itu Bernama Sasana Krida Karang Taruna 

Bicara organisasi tidak terlepas dari yang namanya secretariat, bagi saya Karang Taruna Karang Anyar, Sawah Besar, Jakarta Pusat sangat beruntung mendapatkan gedung Sasana Krida Karang Taruna (SKKT). Berkat prestasi yang sudah diraih dari Karang Taruna Karang Anyar, SKKT menjadi hadiah yang harus dipertahankan dan menjadi wahana bagi anggota karang taruna di seluruh kelurahan karang anyar. Disana menjadi tempat silaturahmi seluruh anggota aktif karang taruna. Kegiatannyapun tidak monoton dari latihan band, hadroh, senam, bahkan pengajian. 

Sarana disana juga lengkap, ada alat band bahkan sampai dengan alat gym. Awalnya saya segan jika bertandang kesana, karena kehangatan yang diperlihatkan oleh para pendahulu – pendahulu disana, kenyamanan itu datang dengan sendirinya. Saya jadi sering bermain – main karena selalu ada diskusi, debat bahkan saling dehumanisasi dalam konteks humoria. 

Bagi saya sendiri, bergabung dikarang taruna sangat menyadarkan saya akan pentingnya berjiwa social. Karena pada dasarnya kita makhluk social. Jika pada kampus, ada tridarma perguruan tinggi, karang taruna adalah wadah bagi poin ketiga yaitu pengabdian pada masyarakat. Terima kasih karang taruna, terima kasih karang taruna karang anyar. 

Megapolemik Jakarta dan Upaya Transformasi Dalam Transportasi




Jujur saja, sebenarnya saya sudah malas untuk membahas kemacetan. Tapi apa daya jika benih pikiran kalau tidak dituliskan itu juga bisa dibilang sebagai salah satu sebagian beban.

Dari para sarjana hingga doctor semua saling berpikir bagaimana cara mengatasi macet Jakarta. Ada yang melibatkan dirinya di hal yang berkaitan, ada juga yang hanya mengemukakan pendapat di ruang – ruang akademik hingga informal lainnya. Banyak sekali pendapat dari para tokoh tentang solusi mengatasi kemacetan.

Sangat sulit sepertinya, transportasi darat terlebih dahulu harus memadai sehingga para pengguna motor dan mobil bisa eksodus ke transportasi umum. Beragam cara sudah dilakukan, dengan terobosan Transjakarta, Commuter Line, Monorail hingga pembangunan MasS Rapid Transit (MRT). Semuanya adalah usaha yang harus dihargai. Ada yang berhasil dan ada yang belum berhasil.

Sampai – sampai dengan megapolemik seperti ini banyak pula perusahaan swasta yang ingin berbisnis jasa namun disisi lain juga langsung memberantas kemacetan. Terutama bagi para penumpang yang penat dengan naik kendaraan pribadi lalu teradiksi dengan jasa – jasa transportasi swasta seperti taksi, bus umum sampai ojek.

Para manusia yang haus ditahta tertinggi ibukota juga berlomba – lomba menjual isu kampanye macet dan banjir sebagai senjata utama untuk menekuk para kaum - kaum picisan ibukota. Tapi belum ada yang mendapat rekor dan mahakarya untuk ibukota. Semuanya masih belum berhasil total. Tetapi usaha – usaha para Gubernur sebelumnya patut dihargai.
                                          

Selain itu, Karena dilatar belakangi dengan urusan kemacetan, beberapa inovator lahir dengan menaruh ekspektasi yang sangat menggiurkan. Salah satunya dengan adanya bisnis transportasi melalui daring. Para penganut transportasi konvensional beralih eksodus ke bisnis transportasi digital. Alih – alih salah satu bisnis transportasi yang menghegemoni, ini menjadikan efek domino hanya berbeda di konsep bisnisnya.

Dari segi transportasi diberbagai jenis, bisnis ojek dan taksi sudah siap berperang dan melayani konsumen. Mereka menggunakan bisnis dengan konsep digital. Masyarakat saat ini yang notabene sudah menjadi masyarakat digital mulai menjajaki untuk beradaptasi dengan bisnis ini. Alat transportasi lain seperti Bajaj dan lainnya sedang dalam masa perkembangan.

Ini menjadikan obrolan sehari – hari di berbagai strata bahkan yang menjadi driver lahir dari berbagai kalangan. Bisnis ini lahir dengan luar biasa, walaupun dalam masa trial and error tapi teknologi berbasis aplikasi ini terus evaluasi kesalahan dan terus melahirkan inovasi baru. Akibatnya hanya masyarakat digital melek internet yang bisa menggunakan jasa transportasi daring tersebut.

Walaupun efek dari transformasi transportasi ini belum terasa, tapi upaya dari para innovator ini sangat membuka cakrawala ide para insan yang lain untuk mengembangkan gagasan yang ingin berakibat menghapus identitas Jakarta yang terkenal dengan macetnya. Mungkin akan ada lagi inovasi yang baru dan menguntungkan masyarakat Jakarta.

Secara pribadi, saya senang dengan progress ini. Bahkan, teknologi baru ini dibicarakan di koran luar negeri karena membuat aplikasi jasa untuk transportasi. Ini merupakan terobosan besar sekali di indonesia. Bahkan anak - anak bangsa sedang berlomba - lomba meruncingkan gagasannya agar menciptakan aplikasi yang sangat bermanfaat juga.

Apalagi membuat aplikasi yang bisa menguntungkan atau bisa merubah kaum - kaum proletar menjadi kaum borjuis berkat aplikasi. Itu sudah dibuktikan oleh jasa transportasi dengan konsep daring berbasis ojek. Saya angkat topi untuk Nadim - pendiri Go-Jek- sebagai pelopor dan sang pembaharu.