Dialog Antar Musisi Jalanan

Ini bukan sembarang obrolan yang saya dengar di lampu merah tepatnya di jalan Gunung Sahari Raya,Jakarta Pusat. Ini merupakan curahan hati seorang musisi tak berkelas tentang deskripsi kehidupan sebelumnya. Obrolan ini memang tak sengaja saya dengar karena ketika saya ingin pergi ke kampus ada dua musisi yang sedang asik mengobrol dan kebetulan kedengaran oleh orang - orang disekitarnya. Kebetulan juga saya ada di bawah pohon dengan misi untuk menghindari sinar matahari. Tapi obrolan kedua orang itu sangat bervolume besar sekali. Begini kira-kira obrolannya. 

'Gue sih dulu bukan pengamen bang,dulu gue ini supir angkot P.12 [ angkutan arah pasar senen - grogol ] tapi gue berhenti aja' ujar pengamen yang tampan. 

'lah kok? kenapa lu gak mau,padahal kan enak banget,ya seengganya lebih baik dari seorang pengamen lah' ujar pengamen yang tidak tampan

'bukanya begitu bang,lu tau gak? gak enaknya jadi supir angkot gituan,gue gak bisa beribadah bang,lantas itu aja kerjanya dari pagi sampe malem' ujar pengamen yang tampan itu.

' oh begitu,sebelumnya lu cuma supir angkot aja yah' ujar pengamen yang kurang tampan

'gue dulu,pernah jadi supir pribadi,biaya hidup cukup banget bang,apa aja di bayarin disana,ditanggunglah sama bos gue waktu itu,cuma gajinya itu yang gue bikin ilpil' ujar pengamen yang tampan itu.

'emangnya berapa sih' ujar pengamen yang kagak tampan.

' ya,lima ratus ribu sih,jaman sekarang buat apa uang segitu' ujar pengamen yang tampan itu.


Setelah obrolan itu terus berlanjut,tiba-tiba lampu hijau pun tiba. Bergegaslah saya ke arah kampus. Tapi sebelumnya kedua pengamen itu tau kalau orang disekitar itu tahu akan isi obrolan tersebut. Lalu kedua orang itu,menganggukan kepala mereka,ketika sehabis obrolan,' jaman sekarang buat apa uang segitu' kearah orang yang ada didepan saya,orang yang didepan saya pun tak tahu menahu makanya ia bales dengan anggukan lagi,bahasa kitanya mah,' iya iya aja deh,daripada nanti dikepret'. Ya saya sih cukup terilhami aja,jarang banget saya dengar selama saya menunggu lampu merah disana,palingg nggak cuma ada pengamen yang sambil latihan. Jarang banget ada dua obrolan yang sampai ke telinga saya. Sekian dulu ah dari saya,:)