Sependek Itukah Jalan Pikiranmu!




Sudah satu semester yang lalu gue sempat cuti dari kampus, sekarang sudah aktif lagi kuliah. Tadinya orang tua gue berencana agar gue cari uang sendiri untuk lanjut biaya kuliah. Gue pun tersadar dan pada dengan durasi Agustus 2013 - Februari 2014 gue pontang panting mencari pekerjaan yang cocok untuk melanjutkan kuliah gue. Sempat bergabung dengan foodpanda.co.id, First Media, dan hampir masuk kompas. Terjal juga sih yah. 

Setelah nyokap gue lihat usaha gue, dia pun terketuk hatinya untuk membiayai gue lagi, memang penuh hikmah disaat gue cuti. Target demi target mau gue capai di semester berikutnya. Semoga aja yah. Untungnya, gue bisa susun jadwal kuliah gue tepat di hari terakhir pendaftaraan. Sangat bersyukur gue bisa lagi lanjut kuliah. 

Ketemu lagi deh sama friends gue di kampus, lucunya pas ada pelajaran etika profesi, dosen gue datar banget ngajarnya, dia memang pakai slide buat metode ajarnya tapi itu dosen baca melulu, nggak ada komunikasi dua arah. Agak risih juga sih gue, gue tanya temen gue sebelah. 

"Ini dosen emang begini yah, lu pernah diajar sama dia sebelumnya?" tanya gue
"Belum lang" Jawab teman gue yang berinisia AY

liat jawaban teman gue yang flat itu, gue langsung berpikir bagaimana caranya bikin stop dosen gue yang ngajarnya cuma baca slide doang. Akhirnya ada slide yang bicara tentang "pluralisme moral" nah, gue bilang aja sewaktu dia lagi ngomong. 

"Pak, maaf pak bisa jelaskan gak apa itu pluralisme moral" Tanya gue yang berniat untuk bikin berhenti cara ngajar si dosen. 
"Oh, nanti dulu ya, saya jawab sehabis slide2 ini" Jawab Dosen gue dengan penuh ragu 


Setelah slidenya habis, dia agak ribet dengan laptopnya, hening sesaat, gue pun bertanya-tanya ini dosen kok nggak jawab pertanyaan gue. Setelah beberapa menit gue tunggu, akhirnya dosen itu sedang searching di google. Dan itu keliatan ke audience dengan slide yang masih menyala. Teman-teman sekelas pun ada beberapa yang terbahak-bahak lihat tingkah dosen yang mencari jawaban lewat blog orang lain dan wikipedia. 

"ini mah, nggak usah dia yang ngajar, gue pun juga bisa, cara ngajarnya nggak kompeten amat" keluh gue. 
"padahal dia udah berusaha agar nggak ditanya mahasiswa, eh lu malah nanya lang, jadi apes lah itu dosen " tanggap dia sambil tertawa. 
"ini mah bikin mahasiswanya nggak pinter yah bro" Tanya gue dengan selow.
"bodo amat ah lang, yang penting nilai gue bagus, sekarang mah yang penting nilai lang" ucap temen gue AY yang diketahui menderita IP kecil secara beruntun. 

Gue langsung diem sebentar denger teman gue jawab itu, sebegitunya kah dia berharap nilai dan memungkinkan sedikit ilmu yang didapat bahkan tidak dapat sama sekali ilmunya karena kurang serius. Padahal mas Pramoedya A. Toer pernah bilang di Nyanyian Seorang Bisu,191 "Aku gembira kau menginginkan gelar sarjana, bukan karena gelar itu, tapi karena kesarjanaannya, karena kualitas dari kerjanya, gelar sarjana saja tidak menjamin kualitas.

Siapa Yang Pantas Memimpin Indonesia Saat Ini? Menjelang Pemilu 2014




Menjelang pemilu 2014  ini banyak sekali dari berbagai kalangan yang menganilis para bakal calon presiden yang ditawarkan. Walaupun pemilihan calon legislatif belum dipilih, tetapi ada beberapa bakal calon presiden yang sudah percaya diri mencalonkan dirinya seperti Jokowi, Prabowo Subianto, Aburizal Bakrie dsb. Bahkan ada majalah dari Lembaga Survei Indonesia (LSI) yang khusus berisikan tokoh - tokoh yang digadang menjadi calon presiden. Mereka (LSI) ingin memberikan perkenalan lebih dalam kepada para pembaca. Itu merupakan langkah yang relevan sebelum benar - benar adanya calon presiden setelah pemilihan calon legislatif. 

Saya berjanji akan berpartisipasi pada pemilu tahun ini walaupun hampir semua bakal calon presiden yang saya lihat belum ada yang meyakinkan. Setidaknya saya memilih yang terbaik dari yang terburuk. Jangan sampai golput karena saya bagian dari warga negara indonesia dan punya hak. Karena semakin cerdas manusia dalam analisis pemilu ini bisa bersentuhan dengan golput. Karena ada beberapa presiden yang punya track record buruk ada juga yang tidak tetapi miskin tanggung jawab. 

Yang saya baca dari berbagai sumber, pertarungan politik terbesar nanti hanya ada dua kubu, Jokowi dan Prabowo. Ini masih spekultan yang kemungkinannya masih 60%. Tapi saya yakin mereka adalah ibarat partai final. Jokowi ini baik, santun,  tetapi sudah menjadi persepsi msebagian masyarakat kalau dia ini kutu loncat dengan karir politiknya. Tanggung jawab yang tadinya dipercaya warga jakarta jadi luntur ketika dia bersedia menjadi calon presiden dan mendapat mandat dari Megawati padahal kan belum habis masa baktinya.

Kalau Prabowo, berbagai tudingan selalu mengarah ke dia, dari penculikan aktivis, kudeta, HAM dsb. Itu yang menjadi peluru sebagian masyarakat untuk menembak ke dia. Tapi, ini sudah sering dibahas ketika 2009 lalu. Nyatanya, memang SBY yang menang lagi. Sebelum Jokowi bersedia menjadi calon presiden, sebagian masyarakat melihat bahwa prabowo punya kans untuk menang, setelah Jokowi bersedia, konstalasi politik jadi berubah haluan. 

Ini pekerjaan rumah untuk setiap kalangan dalam memilih, pastinya kita jangan golput walaupun nanti akan ada beberapa persen rakyat yang golput. Ini hak kalian untuk meminang mana yang pas menjadikan untuk indonesia lebih baik dari berbagai aspek. Siapapun presidennya asalkan membuat indonesia lebih baik. Nah, persoalannya tinggal pemimpin seperti apa yang cocok untuk kondisi indonesia saat ini. 

Saya sebagai rakyat juga ingin memperdalam semua opsi bakal calon presiden yang ada, semakin tahu yang semakin mendekati golput. Saya sayang dengan jokowi, saya tidak mau ditinggal jokowi kota saya, tapi dia lebih mementingkat partai daripada rakyat. Karena lamanya PDIP oposisi dan haus kekuasaan, jadinya tumbalnya ini jokowi. Saya juga hormat kepada Prabowo yang punya record pribadi yang bagus di karir militernya walaupun dipecat secara tidak terhormat pada sebelum tahun 2000an.

Jadi siapa yang pas memimpin indonesia saat ini? kita tunggu nanti hasilnya nanti. Hehehe.