Aku Dalam Bingkai Ramadhan

Jumat, Juli 17, 2015

Saya tidak tau apakah saya, kakak, ibu, ayah serta sanak saudara saya masih bisa dipertemukan kembali oleh ramadhan, semoga saja Allah swt masih bisa memberikan kesempatan yang sebanyak – banyaknya. Amin.

Bicara idul fitri, kurang greget kalau tidak bicara kampung halaman. Ya, sewaktu belia saya sering diajak ayah dan ibu saya untuk bertandang ke sanak saudara di dearah jawa barat. Dari Tasikmalaya, Kuningan sampai Banten. Yang bikin saya rindu hanya suasana hari lebaran disana begitu berbeda kalau di komparasikan dengan di Jakarta.

Mungkin yang lebih hebat kalau seni mudik atau pulang kampung itu untuk satu tujuan, karena memang mau bertemu keluarga terutama orang tua. Rasa idul fitrinya memang berbeda dan banyak cerita di perjalanan untuk menuju kampung halaman.

Sewaktu belia, saya memang pemalu bahkan untuk ikut orang tua berkunjung ke sanak saudara terlalu malu. Entah mengapa, saya takut tidak dihargai saja pikir saya waktu itu. Misalnya, saya tidak dikasih uang lebaran sama sanak saudara saya. Hahaha. Memang karena begitu adanya saya, jadi perlahan demi perlahan saya memberanikan diri untuk berhadapan dengan saudara maupun orang lain demi bisa silaturahmi di hari lebaran.

Terkadang, saya tidak tau mengapa, menginjak usia belasan juga saya malu untuk salam – salaman dengan tetangga dan orang – orang yang sedang silaturahim keliling. Mungkin, lucunya kalau sudah salaman dengan satu orang ditempat pertama eh malah salaman lagi di tempat kedua, hahaha. Tengsin mah ada sih. Tapi, mau dikata apa, ibarat semut aja, sekali ketemu orang langsung salaman, entah dia kita kenal atau tidak.

Cerita dihari lebaran memang menarik, banyak cerita hura maupun haru. Saya terkadang berpikir juga, haru tangis selalu ada di hari yang fitri ini. Dulu, saya intens sekali mendengar jeritan tangis antar ibu ke ibu. Tapi tangis itu hanya ada di hari yang fitri. Kisah salaman hanya simbolis juga sering terjadi, hanya mampu berucap di bibir namun sirna dihati.


Saya sih bersyukur saja karena lebaran 1346 Hijriyah ini saya masih bisa merasakan dan menikmati euforianya. Saya juga masih dipertemukan terus dengan sanak family dari segala sudut kota. Alhamdulillah. 

Terima Kasih Sudah Membaca

0 comments