Jangan Sampai Nalar Kita Dijajah

Minggu, November 11, 2012



Ketika saya membaca selembar demi selembar bacaan yang ada di majalah ibukota,terdapat tulisan “cara pandang kita atas dunia ini tergantung dari apa yang kita baca dan tonton”. Ketika itu juga saya langsung hening dan berpikir tentang makna yang terkandung dalam tulisan itu. Memang ada benarnya juga tulisan itu tapi mengapa yang menulis itu tidak berpikir kalau pengalaman kita juga mempengaruhi tentang paradigma kita atas dunia ini. Saya tak mengerti namun saya maklumi karena tulisan itu sifatnya subjektif jadi kebenarannya masih relatif.

Dilingkungan saya,banyak obrolan dini hari yang melibatkan orang tua yang sumbernya dari media televisi dan koran. Itu sudah masuk dalam kategori “baca dan tonton” seperti apa yang ditulis dalam kutipan itu. Makanya terkadang saya melihat kurang presisinya tulisan itu. Tapi saya menertawakan tentang ketidaktahuan para orang tua di atas ketidaktahuannya. Maksudnya,orang tua itu mungkin saja membaca dan menonton dari media elektronik dan cetak. Mungkin saja media tersebut menyebarkan informasi yang sifatnya bohong dan tidak benar. Lalu ketika para orang tua itu mendengar dan menonton langsung disampaikan lagi kepada temannya.

Itu bisa saja sesat informasi yang berakibat bisa jadi sesat informasi. Saya terkadang juga kurang percaya dengan apa yang dikatakan media,karena mereka berusaha menjajah nalar kita agar pola pikir kita di pengaruhi dengan kata – kata mereka itu. Intinya bahasa itu bisa merubah pola pikir masyarakatnya. Mungkin yang kelakuannya begitu bukan para orang tua saja yang lebih dekat ke obrolan yang bersentuhan dengan politik dalam negeri. Mungkin saya,kamu,kalian dan mereka juga begitu. Saya lebih mempermasalahkan media disini walau kadang media itu ada sisi baik dan buruknya juga,media tersebuttentunya jadi lebih memprioritaskan informasi namun terkadang juga ada propaganda dan mengagitasi pola pikir masyarakatnya dalam misinya.

Media Massa

Tapi saya tetap menghormati mereka yang ada di balik layar media cetak walaupun media elektronik. Tapi itu hanya sebagian faktor yang mesti kalian perhatikan. Maksud saya disini bukan membaca dan menonton saja yang dipengaruhi media. Kadang juga buku itu berbahaya. Ada yang mengatakan kalau umur buku itu harus setahun dan harus mendapat testimoni dari orang yang membacanya. Karena bisa jadi kita terjebak ke dalam isi buku itu. Kalau yang baik sih tidak masalah kalau sebaliknya bagaimana.

Saya hanya menyarankan kalian saja,agar lebih kritis lagi dalam berpikir walaupun saya belum mencapai titik kritis akut. Tapi saya berusaha mencermati dengan segala apa yang saya baca dan tonton. Walau juga diiringi dengan nilai emprisme saya. Sekian.

Terima Kasih Sudah Membaca

0 comments