Sayonara, Adicita Masyarakat Indonesia

Rabu, Januari 20, 2016

Semangat kesatuan masyarakat dalam berbangsa dan bernegara sangat menggebu – gebu bilamana ada sebuah masalah yang menendang sisi nasionalisnya. Semua menjadi latah dan tiba – tiba menyuarakan dengan sombongnya jika itu adalah pembelaan negara dalam rangkum nasionalisme.

Saya jadi ingat tulisan dari seorang teman, bahwa ia menulis kalau semua hal terkadang ada masa kadaluarsanya. Seperti halnya, cinta, kerja, dan apapun itu. Dalam sebuah cita – cita bangsa, masyarakat sudah mempunyai prioritas yang berbeda. Generasi yang baru sadar, sangat semangat mengkritisi kondisi bangsa, generasi yang sudah sadar akan ada kemungkinan sudah malas berjuang untuk mengkritisi kondisi bangsa. Mungkin mereka sudah mempunyai prioritas yang berbeda.

Dalam 98’, semua masyarakat mempunyai musuh bersama, semua menjadi satu, semua berkumpul untuk meraih perubahan. Menggulingkan presiden soeharto dan meraih reformasi serta merapihkan kondisi yang carut marut menjadi satu kesatuan utuh lagi. 

Sekarang, bukan saya mengucilkan gerakan – gerakan yang mengkritisi pemerintah, tapi mereka berjuang dengan ragam latar belakang. Jika aktivis lingkungan, mereka akan bersentuhan dengan masalah – masalah lingkungan. Jika aktivis politik, mereka akan mengkritisi kebijakan pemerintah. Begitu seterusnya, aktivis – aktivis yang lain. 

Kadang saya, suka melihat orang yang berdemonstrasi seakan seperti main – main, mereka berjuang sementara disekeliling mereka ada yang membuka lahan bisnis, ada yang hanya jadi penonton lewat kendaraan, ada yang terburu – buru demi pekerjaan. Ini ironis sekali, mereka yang berjuang tidak didukung oleh yang lain, bahkan mereka yang demonstrasi di cela dan dicaci seakan – akan tindakan mereka merugikan.

Terima Kasih Sudah Membaca

0 comments