Dignity Of Assholes : Kami Berbeda!
Rabu, Januari 16, 2013
Esha! |
Band
ini dilahirkan oleh vokalis yang bernama lengkap Harley Ganesha Liga dan juga
Aang Amirudin yang dipercaya menjadi gitaris pada tahun akhir 2009 di jakarta
utara. Sebelum meramu band punk rock ini,keduanya pernah berkecimpung dengan
band yang mengambil aliran musik grunge dan berkiblat Nirvana. Tapi karena ada
kesalahpahaman bermusik,akhirnya Esha – panggilan akrab vokalis- dan Aang –
panggilan akrab bassis- Membuat band yang aliran musiknya terpengaruh oleh Rancid,
Cocksparrer, Anti Flag, Sex Pistols, Toy Dolls dan The Clash. Sebelum menjadi
Dignity Of Assholes tadinya band ini bernama Dead or Alive tapi karena sudah
banyak yang mengambil nama ini ketika melalui mesin pencarian kondang,akhirnya
ada inisiatif untuk merubah nama dengan akronim yang sama.
Selain
sudah mengganti nama band,band ini juga berulang kali mengganti drummer. Karena
memang awalnya hanya bertiga, jadi drummer yang bermain dengan Dignity Of
Assholes hanya tambahan. Berawal dari Ganjar Firmansyah yang keluar pada akhir
2010 lalu Dimas Abdilah yang memilih band lain karena di band yang satu lagi
Dimas menjabat sebagai posisi yang istimewa yaitu vokalis dan akhirnya posisi
penabuh drum jatuh ketangan Iyo. Iyo yang masih bermain di band The Einstein
dengan posisi yang sama pada akhirnya hijrah ke Dignity Of Assholes sebagai additional player. Inilah personil Dignity Of Assholes ,Esha
sebagai vokalis, Aank sebagai Bassis, Kartubi sebagai Gitaris dan Iyo sebagai
drummer.
Aang,Kartubi,Esha dan Iyo |
Gitaris
Dignity Of Assholes sangat kontradiksi dengan aliran musik dari Dignity Of
Assholes,karena sang gitaris sangat mengapresiasi aliran musik blues dan banyak
terpengaruh oleh banyak musisi blues. Salah duanya adalah Eric Clapton dan
Steve Ray Vaughan. Tapi keterampilan dia memetik gitar bisa diwadahi oleh band
Dignity Of Assholes. Di intro pembuka band ini tampil,dia sangat mahir dan lihai
memainkan petikan gitarnya walau tidak semahir Jim Hendrix.
Ideologi mereka cukup mumpuni untuk membuat band menjadi lebih ciamik. Vokalis yang ikut Organisasi HMI – Himpunan Mahasiswa Islam- ini menjadi lebih mengerti tentang ideologi itu sendiri sejak dia menjadi kader organisasi berbasis extra universeter itu. Sebelumnya aksi panggungnya hanya monoton tapi seketika dia menjadi salah satu dari keluarga HMI,akhirnya aksi panggungnya itu dibalut dengan orasi – orasi sosial sebelum mereka memainkan lagunya. “Fight For Revolution” Menjadi lagu andalan mereka untuk menyentuh isu sosial yang ada di tanah pertiwi ini.
Ideologi mereka cukup mumpuni untuk membuat band menjadi lebih ciamik. Vokalis yang ikut Organisasi HMI – Himpunan Mahasiswa Islam- ini menjadi lebih mengerti tentang ideologi itu sendiri sejak dia menjadi kader organisasi berbasis extra universeter itu. Sebelumnya aksi panggungnya hanya monoton tapi seketika dia menjadi salah satu dari keluarga HMI,akhirnya aksi panggungnya itu dibalut dengan orasi – orasi sosial sebelum mereka memainkan lagunya. “Fight For Revolution” Menjadi lagu andalan mereka untuk menyentuh isu sosial yang ada di tanah pertiwi ini.
Menurut
Dignity Of Assholes didalam kanal musiknya menulis “punk itu bukan berarti fashion atau jenis musik melainkan sebuah
gerakan,bahwasanya kami melawan rezim dengan segala cara,salah satunya lewat
musik. Kami menyampaikan aspirasi – aspirasi lewat musik,karena pemberontakan
adalah kreatifitas dan hanya orang – orang kreatif yang bisa merubah dunia ini”.
Cukup seksi memang yang dikemukakan oleh band yang berdiri dibawah naungan
Stand Alone Management ini. Vokalis Dignity Of Assholes yang terpangeruh oleh
Sid Vicious ini memang dikenal sebagai sang demonstran di kampusnya.
Selain
ada lagu “Fight For Revolution” mereka juga mempunyai lagu “We Are One But We
Are Many”. Sebenarnya ada beberapa lagi lagu mereka tapi yang diprioritaskan
hanya kedua lagu itu saja. Dari kesemua lagu yang di rancang oleh Sang vokalis
– Esha- semuanya berbahasa inggris. Karena Vokalis yang melewati masa kecilnya
di Australia ini punya kemampuan yang menjanjikan untuk menulis lirik berbahasa
inggris.
Walaupun
band ini memilih aliran musik yang terpengaruh oleh Rancid. Band mereka jarang
ditemukan bermain satu panggung dengan band yang mempunyai aliran musik yang
sama. Mereka bergaul dengan Frodos Death dan Makam Selatan yang bernaung pada
titik death metal. Aliran musik tidak ada masalah bagi mereka untuk bergaul
dengan band yang memilih aliran musik yang kontra dengan Dignity of Assholes.
Karena vokalis sering berujar “ Kami
adalah satu,tidak ada perbedaan diantara kami “. Maka dari itu tidak ada
kesenjangan bermusik walaupun beda aliran musik.
Umur
band mereka memang masih sangat muda,tapi mereka punya lagu – lagu yang menjanjikan.
Rencananya tahun 2013 ini mereka ingin
membuat album mini. Mungkin hanya lagu terpilih yang dimasukan kedalam album mini
mereka walaupun lagu yang mereka ciptakan sudah selusin. Tersendatnya,album
yang direncanakan rampung tahun 2012 ini terbentur dengan masalah biaya. Karena
memang pembuatan album itu memerlukan biaya yang cukup banyak. Semoga saja
cepat rampung jadi para pecinta,pengamat dan musisi bisa mendengarkan adikarya
dari band Dignity Of Assholes.
Kalian bisa mendengarkan salah dua lagu dari band Dignity Of Assholes di kanal web musik Reverbnation ini Silahkan mendengarkan lagu mereka.
Salam saya,
giillanggumgum
Kalian bisa mendengarkan salah dua lagu dari band Dignity Of Assholes di kanal web musik Reverbnation ini Silahkan mendengarkan lagu mereka.
Salam saya,
giillanggumgum
0 comments