Mengapa Nama Mereka Tidak Masuk Jajaran Pencipta Lagu?

Selasa, Februari 04, 2014

Setelah sempat mengenang majalah kondang rollingstone, saya jadi ingin menghampiri halaman per halaman lagi setelah melihat edisi februari 2014 ini yang berbicara tentang para pencipta lagu terbaik di jagad indonesia. Dari kesekian  pencipta lagu yang ada di jajaran majalah rollingstone. Ada pencipta lagu idaman saya tetapi tidak masuk dalam list di majalah rollingstone. 

Di edisi februari 2014 ini memang sangat menarik sekali temanya. Pencipta lagu juga merupakan ujung tombak dari lahirnya lagu yang bagus dan lirik yang baik. Ada beberapa nama terbaik juga seperti Ismail Marzuki, Gombloh, Titiek Puspa. Itu untuk generasi yang lebih tua. Untuk generasi yang saya alami masih ada Achmad Dani, Erros Chandra, Iwan Fals, Ariel "Noah", Pongki Barata, Piyu dan masih banyak lagi. Sementara untuk kalangan indie masih diselamatkan oleh Cholil "Efek Rumah Kaca", Ade Paloh "Sore" yang sempat berkibar di grup band retropolis Sore. 

Untuk klan indie memang seharusnya harus diapresiasi juga beragam karyanya, Coba kita liat dari Efek Rumah Kaca, publik dibuat bertekuk lutuh oleh lagu - lagu yang ada di Efek rumah Kaca. "Jalang", "Belanja Terus Sampai Mati', "Kamar Gelap", "Hujan Jangan Marah" adalah sebagian lagu efek rumah kaca yang diminati oleh kalangan indie. Juga ada Sore yang lagu - lagunya juga cukup lumayan untuk didengar,  Band Sore yang di gawangi Ade Paloh ini merangsak jauh ke telinga pendengar dengan sajian lagu khas medio 50'an - 70'an.


Edisi Februari 2014 Majalah RollingStone Indonesia 

Gue sebenarnya kaget juga, ketika lihat di edisi sekarang tidak ada nama Jimi Multhazam yang masuk dalam list '100 pencipta lagu terbaik Indonesia". Padahal bisa diakui oleh legiun di majalah tersebut kalau kualitas Jimi ini lebih baik. Dari berbagai band yang dia geluti, seperti The Upstairs, Morfem, Bequiet dan Morvoids. Hampir semuanya bagus menurut gue. The Upstairs biar beraliran New Wave begitu, sempat mendapat testimoni dari Tom Delonge "Blink 182" di kanal My Space The Upstairs. Dan juga mereka memiliki lirik - lirik yang sangat implisit. Itu yang menjadi nilai jual mereka juga. 

Bahkam di Morfem, saya melihatnya juga berbeda. Dengan Jim mempunyai tagline "Jangan tanya Genre dengan Morfem" band tersebut juga memiliki lirik - lirik yang berbeda dari band biasanya. Gue akui sih, kalau bicara lirik - lirik di band indie itu banyak sekali yang bagus dan membuat stimulus kita naik. Hahaha. Gue pernah begitu, karena gue juga baca dan denger lirik - lirik dari Band Hip Hop asal Bandung 'Homicide" yang mati karirnya pada 2007 Silam. 

Selain Jimi Multhazam, Arian 13 "Seringai" dan Ucok "Homicide" seharusnya juga ada di daftar "1000 Pencipta lagu terbaik Indonesia". Mereka para buruh tulis yang ada di majalah di rollingstone juga mungkin sadar karena dua orang yang saya sebut diatas punyai kualitas menciptakan lirik yang bagus. Waktu saya pernah datang ke rollingstone, ada acara "workshop tentang lirik" dihadiri oleh Wendi Putranto, Deni Sakrie dan salah satunya juga ada Arian 13. Ini membuktikan kalau Arian 13 cocok untuk masuk hitungan di "100 pencipta lagu indonesia terbaik". 

Ucok "Homicide" juga demikian, dia patut diapresiasi juga lirik - lirik yang sudah dia ciptakan di "Homicide". Lirik - lirik yang tercampur antara bahasa intelektual dan terminal itu banyak juga di sambangi oleh para pendengar lagu yang budiman. Bahkan, gue pernah melihat acara "Workshop tentang lirik Indonesia" di Citos Cilandak pada tahun 11'an dengan Ucok "Homicide" sebagai salah satu nara sumber. Mantan Anggota Partai Rakyat Demokratik yang berhaluan Sosialis - Demokrat ini seharusnya juga ada di deretan  "100 Pencipta lagu Indonesia Terbaik". Ucok juga bukan orang sembarangan, dia juga dipercaya membuat logo "Noah" yang bermetamorfosis dari Peterpan. 

Dari ketiga nama itu, menurut saya mereka juga relevan untuk masuk di jajaran 100 pencpta lagu terbaik. Kalau masalahnya dari "Lagu" (Aransemen, Materi Lirik, Musik) mungkin ketiga nama itu bisa di bilang gugur semenjana karena belum tentu kalau kita bicara "Lagu" mereka yang buat sepenuhnya. Tapi mereka Jimi Multhazam, Arian 13 dan Ucok "Homicide" punya selara musik yang berbeda dan bagus. Untuk masalah lirik saya percaya mereka tetapi untuk masalah musik dan aransemen lainnya mungkin mereka tidak serta merta berkontribusi. Jadi wajar saja nama mereka tidak ada di "100 pencipta lagu indonesia terbaik" kalau namanya "100 pencipta lirik indonesia" mungkin nama mereka masuk deretan di majalah rolllingstone indonesia. Hehehe. 

Terima Kasih Sudah Membaca

0 comments