Djakarta Water Project: Flooding!

Selasa, Februari 10, 2015

Aktivitas saya memang lumayan nokturnal akhir - akhir ini, alasanya karena sedang berpacu dengan tulisan tulisan untuk di majalah edisi maret. Akhirnya, saya harus tidur larut bahkan sampai subuh lewat. Dalam dua hari ini, telinga saya akrab dengan bebunyian hujan yang deras tiap malam seketika saya sedang menulis. Bunyinya pun manis, seperti rasanya mau tidur sambil menikmati hujan. Banyak beberapa orang yang beranggapan musim hujan akan sirna menjelang bulan maret ini. Malah, prediksinya salah semua. 

Musim banjir tiba lagi, kemarin (9/2) dirumah saya, banjir 30 cm kira - kira. Ini jarang sekali padahal. Biasanya kalau ada banjir kiriman atau hujan yang kebangetan barulah rumah saya ikutan kebanjiran. Saya selalu gelisah kalau musim ini tiba. Apalagi kalau punya lokasi tempat kerja yang jauh dan harus melewati titik titik rawan banjir. Takut terjebak dan takut motornya mogok. Pernah tahun 2009 silam, motor saya mogok di wilayah ancol gegara ikutan orang masuk ke wilayah banjir dan hasilnya malah mogok. Untung waktu itu saya dibonceng anak bengkel. Ya tau sendiri deh, gimana jadinya. 

Itulah yang saya takut, kemarin aja hujan seharian. Berita banjir dimana - mana, kalau sampai banjir terus bergulir. Ini sih bisa jadi alih isu yang tidak disengaja dan tanpa agenda setting kasus KPK vs Polisi Hahaha. Iyakan, tiba - tiba, semua pengamat diundang kalau banjir tiba. Jadinya musiman aja kritisnya. Atau hanya reaktif belaka saja. Harusnya sedia payung sebelum hujan. Kalau begini, saya kurang yakin sama pembangunan MRT di wilayah Thamrin. Apakah akan kebanjiran kalau hujan yang kelebihan dan kiriman yang menakutkan. Ah itu mah, urusan si Ahok. 

Saya jadi ingat kata - kata pak Jokowi sewaktu mau jadi Gubernur DKI Jakarta. Waktu itu, dia masih menjadi calon kandidat, dia keliling naik transjakarta. Mungkin mau sok riset atau apalah. Pas ditanya sama wartawan tentang banjir. Pak Jokowi menjawab "Selama masih kelihatan, pasti bisa dihilangkan" Ujar Pak Jokowi. Nah loh, kalau dulu Pak Fauzi Bowo bilang "Serahkan saja pada ahlinya". Memang mereka punya cara sendiri, cara sendiri untuk bersilat lidah. 

sumber/www.layoverguide.com

Sejauh ini saya apresiasi kerjanya, sempat waktu jaman pak Jokowi kerjasama penanganan banjir dengan Rotterdam, salah satu kota di Belanda. Ini linknya. Tetap saja belum kelihatan hasil kerjasamanya. Aduh, saya jadi kritik abis ya, padahal saya sendiri belum tentu bisa. Tapi mudah - mudahan saja. Indonesia menemukan beberapa orang yang bisa memberikan solusi dalam masalah banjir ini dari 220 Juta penduduk di Indonesia. 

Terima Kasih Sudah Membaca

0 comments